Destiny / Takdir Simson:
"Sebab engkau akan mengandung dan
melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur,
sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin." - Hakim-Hakim13:5.
Simson adalah calon hakim Israel yang memiliki tanggung jawab terbesar
di antara hakim-hakim lainnya, sebab hanya mengenai Simson yang ditulis
bahkan sebelum ia dikandung.
Karakter & Kehidupan Simson:
"Tetapi
ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: 'Tidak adakah di antara anak-anak
perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita seorang
perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri dari orang Filistin,
orang-orang yang tidak bersunat itu?' Tetapi jawab Simson kepada
ayahnya: 'Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai.'" - Hakim-Hakim 14:3.
Simson tidak peduli dengan aturan, padahal larangan Tuhan sangat jelas
dan keras untuk tidak menikah dengan bangsa-bangsa kafir di sekitarnya.
Apa yang ia suka, harus ia peroleh apapun resikonya.
"Maka pergilah ia ke sana, lalu bercakap-cakap dengan perempuan itu, sebab Simson suka kepadanya.
Setelah beberapa waktu kembalilah ia ke sana untuk kawin dengan
perempuan itu; dan ketika ia menyimpang dari jalan untuk melihat bangkai
singa itu, tampaklah ada kawanan lebah pada kerangka singa itu dan juga
madu. Dikeruknya madu itu ke dalam tangannya dan sambil memakannya ia berjalan terus, kemudian pergilah ia kepada ayahnya dan ibunya, dan memberikannya juga kepada mereka, lalu mereka memakannya. Tetapi tidak diceriterakannya kepada mereka, bahwa madu itu dikeruknya dari kerangka singa." - Hakim-Hakim 14:7-9.
Kriteria dan tanggung jawab Simson sungguh bertolak belakang. Bagaimana
mungkin seorang nazir Allah begitu lemah terhadap wanita, tidak
memiliki pengendalian diri sama sekali. Bahkan hukum Taurat yang
melarang untuk mendekati bangkai atau mayat tidak dipedulikannya. Dia
tetap membagikan madu dari bangkai singa namun karena mengerti hukumnya,
ia tutup mulut akan asal madu tersebut.
"Kata Simson kepada mereka: 'Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada kamu.
Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari
selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan
memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian
kebesaran. ... '" - Hakim-Hakim 14:12-14. Simson sok pintar dan sesumbar, merasa dirinya pantas, layak dan cerdas di atas kebanyakan orang, atau bahkan semua orang.
"Maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, lalu
pergilah ia ke Askelon dan dibunuhnya tiga puluh orang di sana,
diambilnya pakaian mereka dan diberikannya pakaian-pakaian kebesaran itu
kepada orang-orang yang dapat memberi jawab teka-teki itu. Tetapi amarahnya masih juga bernyala-nyala, lalu pulanglah ia ke rumah ayahnya." - Hakim-Hakim 14:19. Simson adalah pribadi yang sangat emosional, penuh amarah. Orang yang tidak pernah mau mengendalikan dirinya sendiri.
Kejatuhan Simson:
"Berkatalah perempuan itu kepadanya:
'Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu
tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau
mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena
apakah kekuatanmu demikian besar.' Lalu setelah perempuan itu
berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia
tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya. Maka
diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: 'Kepalaku tidak
pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini
seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain.'" - Hakim-Hakim 16:15-17.
Simson sungguh tidak mengenal Allah, walau ia mengakui bahwa ia adalah
nazir Allah. Rasa duka Tuhan sudah memuncak begitu Simson mengakui bahwa
letak kekuatannya BUKAN pada Allah malahan mengakui pada rambutnya.
Sejak detik ia mengucapkan itu, Roh Allah undur total dari padanya.
Kedua matanya dicungkil dan ia menjadi bahan lawakan serta pemuas nafsu
seks para wanita Filistin yang menginginkan kelahiran anak-anak perkasa
dari Simson.
Kepahlawanan Simson:
"Dan apakah lagi yang harus aku sebut?
Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan
tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para
nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan
kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa,
memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah
beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan
dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing." - Ibrani
11:32-34. Tidakkah aneh dan keterlaluan bahwa sebagai nazir Allah
seumur hidupnya, Simson tidak pernah sekalipun membangun mezbah dan
menyembah Allah Jehovah. Yang ia lakukan hanya pesta pora, mabuk dan
marah. Lalu bagaimana mungkin Ibrani 11 mencatat Simson sebagai salah
seorang pahlawan iman?
"Berserulah Simson kepada TUHAN, katanya: 'Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.'" - Hakim-Hakim 16:28.
Bahkan sampai detik terakhir, yang dipikirkan Simson adalah membalaskan
dendamnya. Namun kali ini dia mengakui bahwa Allah sumber kekuatannya.
Ia tidak lagi mengandalkan dirinya sendiri lagi. Ketika
kedua mata jasmaninya menjadi buta, mata rohaninya mulai dapat melihat.
Demikian kita harus menyadari bahwa di Tahun Puncak Penyesatan (5773 -
2013) ini penglihatan jasmani kita sungguh dapat menipu dan
menjerumuskan bahkan menggagalkan penggenapan panggilan & destiny kita.
Kesimpulan:
Simson sejak awal tidak peduli dengan tanggung jawabnya untuk
membebaskan Israel dari tangan Filistin. Ia berurusan dengan orang-orang
Filistin hanya ketika masalah pribadinya terusik, BUKAN karena untuk
memenuhi panggilannya. Itu sebabnya, sungguh singkat Simson menjadi
hakim atas Israel, hanya 20 tahun untuk sebuah desain awal yang begitu
hebat. Setidaknya Simson memiliki jatah memerintah 40 tahun, atau bahkan
mungkin 80 tahun (seperti Yusuf).
Simson menggambarkan karakter sebagian orang percaya yang hanya mau
berperang melawan Iblis ketika masalah pribadi orang-orang tersebut
mulai terganggung. Entah itu keuangan, keluarga, pekerjaan, pelayanan,
dan sebagainya. Bukan tipe orang yang bersyafaat dan memikirkan
kemahslatan masyarakat di sekitarnya. Simson adalah pahlawan iman, namun
sekaligus peringatan bagi kita semua.
Copas From : http://windunatha.blogspot.com/