Pages - Menu

Minggu, 16 Maret 2014

Mempelai Perempuan dan Laki-laki “Prepared+ing to Rapture”


          Pagi (13 Maret 2014) penulis merasakan dorongan yang kuat untuk menuliskan isi hatiNYA yang DIA curahkan kepada 2 hambaNYA, James W Sheets dan Jaap Dieleman. Dimana hari-hari ini sebenarnya pembacaan buku kedua beliau diatas sedang dalam intensitas yang saya kurangi sementara karena saat ini penulis juga sedang membaca buku dari Paul Davis. Tapi penulis hanya mau taat saja maka penulis pun menyusun artikel ini dari intisari beberapa sub-bab dari 2 buku yang hamba-hambaNYA tulis dibawah bimbingan ROH KUDUS yang terkasih dengan penambahan beberapa hal yang berkaitan.

 Kita tahu saat ini TUHAN YESUS sudah sangat siap untuk menjemput kita mempelaiNYA. Apakah kita siap untuk menyambutNYA? Inilah yang harus kita tanyakan pertama-tama kepada diri kita sendiri terlebih dahulu.

           Kita adalah mempelai yang akan ‘menikah’ dengan DIA. Inilah kehormatan yang luar biasa besar buat setiap kita, kelayakan yang sungguh-sungguh luar biasa untuk kita. Di Efesus 5 Paulus mengajarkan bahwa hubungan TUHAN YESUS dan UmatNYA adalah seperti hubungan antara suami dan istri. Suami baik manapun pasti rela mengorbankan nyawanya demi kebaikan pendampingnya. Sama seperti TUHAN sendiri yang telah memilihkan mempelai yang sempurna untuk Adam maupun Hosea, DIA pun memilih kita sebagai mempelaiNYA yang DIA sempurnakan bahkan melalui langkah maut untuk mendapatkan kita.


Perjanjian


              Untuk mengerti hal ini maka kita akan sedikit banyak membahas tentang tradisi pernikahan Yahudi karena DIA adalah TUHAN untuk Orang Yahudi pada permulaannya. Dalam pernikahan Yahudi itu diatur sedemikian rupa dimana mempelai perempuan itu dibeli. Berbeda dengan kebudayaan barat dimana hal ini seperti merendahkan perempuan namun sebenarnya adalah sebaliknya, hal ini membuktikan nilai dan harga sang mempelai perempuan.

            Sang mempelai laki-laki membayar harga yang disyaratkan untuk menunjukkan betapa ia menghargai calon istrinya; tidak ada harga yang terlalu mahal untuk memenangkan cintanya. Rasul Petrus pun paham mengenai hal ini dan dibawah pengajaran dari ROH KUDUS dia ajarkan, di 1 Petrus 1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”

            Kita semua pasti tahu apa yang sudah TUHAN YESUS lakukan untuk mendapatkan kita sebagai mempelaiNYA. DIA mengambil langkah maut!!!

              Pada mulanya TUHAN memperkenalkan diriNYA kepada anak-anak Israel sebagai Pencipta yang Berdaulat, Pelepas nasional dan Bapa yang pengasih. KeinginanNYA agar mereka menyadari kedalaman kasihNYA kepada mereka dan menanggapi dengan kasih serta kesetiaan segenap hati kepadaNYA. Dan disini sebenarnya TUHAN lewat kasihNYA yang kebapaan sedang mempersiapkan mereka bagi masa depan mereka yang terakhir dan tertinggi yaitu menjadi mempelai perempuan. Israel bahkan kita menyaksikan kuasa TUHAN dan penghakiman-penghakimanNYA yang dahsyat ketika DIA melepaskan Israel dari perbudakan Mesir. Tapi walau kita melihatNYA belum semua kita memahami DIA dengan segenap hati kita. Sampai di Mazmur 95:10 TUHAN katakan DIA jemu karena mereka “Israel” adalah bangsa yang sesat hati dan tidak mengenal jalanNYA. Ini bukan hanya tentang Israel tapi ditujukan kepada kita juga.

           Kita seringkali mengatakan bahwa kita tau dan mau ikuti jalan-jalanNYA namun sebenarnya apa yang kita tau dan jalani belum benar-benar jalanNYA, karena jalan-jalanNYA terlalu dalam untuk kita selami seperti CintaNYA yang luar biasa besar sampai-sampai kita tidak bisa mengerti keseluruhan diriNYA tanpa DIA membukakan dan hati kita menginginiNYA. Mungkin kita ini bertanya bagaimana Israel tidak bisa memahamiNYA padahal mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahkan TUHAN memberikan perintah “perjanjian” langsung kepada Musa, pemimpin mereka.

Selama bertahun-tahun James W Sheets mulai menangkap apa maksud TUHAN, DIA bukan mementingkan kita untuk mempelajari hukum secara harafiah tetapi DIA mau kita menerima dari Roh di dalam mana hukum tersebut diberikan karena TUHAN mementingkan hubungan. Hukum itu bukan sekedar daftar perintah-perintah, sama sekali bukan! Taurat ‘Torah’, kelima kitab pertama dari Alkitab secara keliru diterjemahkan dalam septuaginta dengan kata Hukum. Kesalahpahaman akan makna Taurat yang sesungguhnya membantu penguatan konsepsi keliru banyak orang tentang perjanjian lama. Taurat bukanlah tentang hukum, melainkan Hubungan.

TUHAN bukan saja mau Israel mengetahui hukum-hukumNYA, tetapi lebih dari itu TUHAN ingin agar Israel mengenal hatiNYA! Ketika mereka keliru memahami apa yang terjadi selama keluaran, DIA kembali dan menunjukkan kembali kasihNYA pada mereka. Namun kali ini DIA mengemas ulang kasihNYA dalam bentuk lamaran untuk menikah.

Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. – Keluaran 19:4-5

Ungkapan “dan membawa kamu kepadaKU” di Keluaran 19:4-5 adalah bahasa seorang mempelai laki-laki yang membawa mempelainya kekamar. Hingga sekarang, rabi Yahudi percaya bahwa upacara perkawinan Yahudi adalah pengulangan konstan dari perjanjian yang TUHAN buat dengan Isarel di Gunung Sinai.

Pemahaman para rabi tentang perjanjian ini dinyatakan oleh TUHAN melalui Yehezkiel 16:8, “Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.”

Jadi dengan ini terbuktilah Nubuat yang TUHAN sampaikan di Yesaya 54:5-6,“Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu.” TUHAN bukanlah TUHAN legalistik yang marah karena kita tidak memenuhi seperangkat aturan religius. Sebagai gantinya, DIA adalah Suami pencemburu yang berjuang untuk memenangkan kembali hati mempelai perempuan yang tidak setia!! Paham?

Kita diberi tahu dalam keseluruhan Alkitab tentang fakta bahwa TUHAN mengasihi kita. Namun, hanya di satu tempat TUHAN mendefinisikan cara DIA mengasihi kita. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. – Yesaya 62:5

Sebenarnya jika kita meihat keseluruhan pewahyuan alkitabiah dalam perjanjian lama maupun perjanjian baru penuh dengan bahasa dan penggambaran mempelai yang mendemonstrasikan gairah TUHAN kepada umatNYA. DIA mau mengatakan dan kita mengetahui bahwa hatiNYA kepada kita adalah sebagaimana seorang mempelai laki-laki kepada mempelai perempuannya.


PertunanganNYA


Menurut para rabi Yahudi, perkawinan Yahudi zaman dulu terdiri atas 2 tahapan. Tahapan pertama adalah pertunangan. Kontrak kawin Yahudi, yang disebut ketubah, menyebutkan persyaratan kesepakatannya. Sang calon mempelai perempuan terlebih dahulu membaca kontraknya sebelum ia sepakat untuk berkomitmen kepada calon mempelai laki-laki. Kontrak kawin TUHAN dengan Israel adalah Taurat, kelima kitab pertama Alkitab tentu saja itu juga berlaku bagi kita yang mengaku sebagai Israel ‘rohani’.

TUHAN berfirman kepada Musa di Keluaran 19:5-6 dan mengatakan, “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”

Lalu Musa membawa ”lamaran” TUHAN dan, “dan memanggil para tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang diperintahkan TUHAN kepadanya.” TUHAN telah mengumumkan persyaratan ketubah-nya, kontrak kawin dengan calon mempelai perempuanNYA, agar calon mempelai perempuanNYA dapat merenungkannya, menghitung biayanya, demikianlah kira-kira dan memutuskan apakah ia mau menerimanya atau tidak.

Pemisahan / Pengudusan



Bagian berikutnya dari upacara perkawinan Yahudi adalah pertunangan sesungguhnya. Kata dalam bahasa Ibrani/Aram untuk pertunangan adalah kiddushin, yangmenandakan “pengudusan atau pemisahan.” Lalu seorang mempelai perempuan Yahudi memasuki mikveh, mandi untuk dimurnikan sebelum upacara perkawinannya, sebagai bagian dari kiddushin yang secara harfiah “dipisahkan demi TUHAN.”

Itulah yang TUHAN tuntut dari Israel ketika DIA menyuruh Musa memberi tau umatNYA, “Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.” Karena mereka dipersiapkan untuk menjadi imam kerajaan dan bangsa yang kudus dimana hal ini diulangi oleh Rasul Petrus dalam 1 Petrus 2:9 yaitu, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”

Bertahun-tahun kemudian, itulah sebabnya Yohanes Pembaptis datang mengkhotbahkan pesan pertobatan - perubahan pikiran dan gaya hidup – kepada Israel, dan membaptis mereka dalam air. Dimana Paulus menggunakan analogi ini ketika menggambarkan TUHAN YESUS yang menguduskan dan menyucikan mempelai perempuanNYA. Sang rasul mengatakan, “Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu.” Efesus 5:26-27

Paulus menyatakan pemikiran yang sama dalam suratnya pada Titus (3:5)ketika ia mengatakan, “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Kata dalam bahasa Yunani yang diterjemahkan sebagai “pemandian” disini maupun dalam nas Kitab Efesus itu bukanlah kata untuk “pembaptisan,” melainkan kata loutron, yang berarti permandian seremonial dimana hal ini mengacu pada mikveh, pemandian untuk pemisahan dan pengudusan yang dijalani oleh mempelai perempuan sebelum perkawinannya.

Oleh karena orang Yahudi memandang perkawinan alami sebagai semacam perjanjian antara TUHAN dan umatNYA, perkawinan itu sakral, dan oleh karena itu diharapkan menjadi komitmen seumur hidup, sama seperti komitmen mereka kepada TUHAN. Perkawinan-perkawinan Yahudi tidak pernah terburu-buru. Perkawinan-perkawinan Yahudi direnungkan masak-masak dan tidak dilakukan secara gegabah, yang membantu memastikan bahwa perkawinan-perkawinannya tidak mudah bubar. Perkawinan-perkawinannya direnungkan masak-masak dan dilakukan hanya setelah dipertimbangkan dan didoakan. Dengan demikian, Israel diberi waktu oleh TUHAN untuk mempertimbangkan dan merenungkan apa yang akan mereka ikrarkan.

Sebab itu haruslah engkau memasang batas bagi bangsa itu berkeliling sambil berkata: Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah ia dihukum mati. Tangan seorangpun tidak boleh merabanya, sebab pastilah ia dilempari dengan batu atau dipanahi sampai mati; baik binatang baik manusia, ia tidak akan dibiarkan hidup. Hanya apabila sangkakala berbunyi panjang, barulah mereka boleh mendaki gunung itu." Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu; disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci pakaiannya. Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan perempuan." Keluaran 19:12-15

TUHAN memperingatkan umatNYA agar tidak mendekati gunung itu atau bahkan merabanya hingga mereka secara rohani siap untuk melakukan hal itu. Pembatasan-pembatasan ini bukanlah karena TUHAN tidak mau mereka mendekati DIA, sebab DIA mau mereka mendekati DIA. DIA memberikan instruksi-instruksi ini karena DIA mau mereka bukan saja memasuki HadiratNYA, melainkan juga agar mereka dapat menetap dalam HadiratNYA. Memasuki Hadirat Yang Kudus adalah sesuatu yang serius.

Maukah engkau?... Aku mau

Kepercayaan Yahudi adalah seseorang hanyalah sebaik perkataannya; kalau perkataan seseorang tidak baik, ia tidak baik! Sebelum anda memasuki suatu perjanjian sakral seperti perkawinan, anda harus mengambil jeda dan “menghitung biayanya.” TUHAN melamar dan mau agar Israel merenungkannya, serta mempersiapkan diri untuk itu agar ketika lamaran untuk menikahnya diterima dan dimasuki, hal itu akan berlaku selamanya.

Lalu apa jawab Israel?

Seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu kepada TUHAN.” Keluaran 19:8

Israel mengatakan , “Aku mau”! Israel berjanji menerima lamaran TUHAN yang didasarkan pada perjanjian dan berkomitmen untuk memenuhi persyaratannya, tetap setia selamanya kepada TUHAN, Suaminya.

*Seperti yang kita tahu bahwa kita adalah tunas-tunas liar yang dicangkokkan kepada Israel, kita menjadi Israel Rohani dalam YESUS KRISTUS bahkan karena kita ada dalam DIA kita berhak menerima Janji-janji TUHAN kepada Kakek Abraham yang adalah nenek moyang bangsa Israel maka bisa dipastikan ketika Israel menerima Kontrak otomatis kita juga menerima kontrak itu sebab Israel Jasmani dan Rohani tidak akan terpisahkan.

Datanglah Sang Mempelai

Hal itu membawa kita kepada tahapan kedua perkawinannya – penggenapannya. Dalam kebudayan Yahudi, begitu lamaran disampaikan, dipertimbangkan dan diterima, sang mempelai laki-laki akan mendekati kanopi mempelai perempuan yang disebut huppah. Disana , ia akan berdiri dan menanti calon mempelai perempuannya datang. Biasanya sang mempelai laki-laki mempunyai satu dua pendamping sementara ia menanti. Begitu sang mempelai perempuan bergabung dengan sang mempelai laki-laki dibawah huppah, mereka tetap tinggal di sana selama upacaranya. Alasannya adalah karena ketika TUHAN turun di Gunung Sinai dalam api, DIA menanti umatNYA, calon mempelai perempuanNYA disana, untuk keluar dari perkemahan demi menjumpai DIA.

Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat.” Keluaran 19:16-18 Kedua pendamping TUHAN, menurut para rabi Yahudi adalah kedua loh batu yang memuat Sepuluh Perintah TUHAN.

Berikutnya dalam perkawinan-perkawinan Yahudi, sang mempelai laki-laki dan perempuannya, bersama kedua pendamping mempelai laki-laki, berjalan menuju ke kanopi (semacam tenda / tudung) mempelai, membawa lilin. Kembali, hal ini mencontoh apa yang terjadi di Sinai ketika setelah umat itu bergabung dengan TUHAN di gunung tersebut. Semua orang mendengar guntur dan kilat serta melihat awan tebal.

Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Keluaran 19:16; 20:18

Banyak sarjana Yahudi menganggap awan yang ada di atas gunung itu sebagai huppah, sebab huppah dianggap sebagai kanopi dimana sang mempelai perempuan dan mempelai laki-laki akan bertemu di depan umum untuk mengumumkan kesatuan mereka dan permulaan upacara mereka. Kata dalam bahasa Ibrani dalam ayat-ayat ini untuk kilat berarti suluh yang menyala. Sama seperti sang mempelai laki-laki Yahudi dan mempelai perempuannya disertai oleh api, entah lilin, pelita atau suluh, JEHOVAH dan mempelai perempuanNYA juga dikawal oleh api!

Sebagai rangkuman, TUHAN mendekati kakek Abram karena DIA ingin mempunyai mempelai perempuan kolektif. DIA mengadakan perjanjian dengan kakek Abram, dan sebagai bagian dari perjanjian itu, DIA berjanji akan membangkitkan suatu umat dari keturunan kakek Abram. Lalu, 430 tahun kemudian, DIA memenuhi janjiNYA kepada kakek Abraham dan melepaskan umatNYA dari perbudakan Mesir. Saat itu pasti sungguh membahagiakan. Namun, bukannya bersukacita karena kelepasan mereka, umat ini malah menjadi takut dan ingin kembali ke Mesir.

Akan tetapi, seperti Hosea, TUHAN kembali memburu mempelai perempuanNYA yang menyimpang. DIA melamar mereka secara kolektif dalam suatu perjanjian perkawinan. DIA menggelar pertunjukkan tidak seperti yang pernah dilihat oleh siapapun, bahkan pada perayaan kemerdekaan Amerika yang paling meriah sekalipun! UmatNYA melihat dan menjawab ya dengan suara bulat. Setelah semua itu, tentunya anda akan berpikir pada akhirnya umat ini akan memahami dan memandang TUHAN apa adanya, TUHAN yang mengasihi mereka dengan Kasih yang Abadi. Sayangnya, yang terjadi tidaklah demikian. Seperti ayat yang sudah kita baca sebelumnya, kita tahu ketika TUHAN turun ke atas Gunung Sinai ada kilat yang memancar serta guruh yang menggelegar bukannya takjub dan melihat dengan sukacita sebaliknya Israel malah ketakutan namun pada waktu itu Musa juga melihatnya tapi Musa lah yang berada paling dekat dengan puncak gunung!!! Tetapi Musa tidak takut, dia menikmati guruh mengguntur, melihat kilat yang sabung-menyabung, dan mengalami awan Hadirat TUHAN yang berbobot. Dan Musa mengingini lebih dari itu. Sebenarnya takut yang TUHAN inginkan kita miliki bukannya takut akan DIA tetapi lebih dari itu yaitu Hormat akan DIA. Hanya mempelai yang siap yang mengerti Kasih Sejati pasangannya dikeadaan apapun.

Dari awal hingga baris ini kita banyak belajar cinta TUHAN sebagai Mempelai kita lewat perspektif Ibrani / Yahudi bangsaNYA sendiri. Dibahasan selanjutnya kita akan melihat hubungan yang lebih intim lagi serta lebih detail dari sebelumnya dimana TUHAN sang Mempelai Laki-laki kita bersiap-siap untuk menjemput mempelai perempuanNYA dan jelas kita akan belajar lagi dari perspektif kebudayaan Ibrani sbab Firman TUHAN dalam perumpamaan-perumpamaan bahkan keseluruhan dari kitab yang terkanonisasi maupun yang tidak masuk dalam kanonisasi tidak akan bisa kita ketahui dan pahami jika kita memakai kebudayaan atau perspektif diluar perspektif Ibrani serta dengan bimbingan ROH KUDUS. Mari kita lihat bagaimana TUHAN menjemput kita dalam Rapture dan bagaimana kita melihat serta menyikapinya sesuai perspektif Ibrani serta tradisi pernikahan Yahudi.

Perjamuan Kawin Anak Domba



Roh dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Wahyu 22:17

Inilah seruan yang diletakkan ROH TUHAN dalam hati mempelai perempuan sebagai pengantin KRISTUS. Ini adalah seruan kerinduan kedatanganNYA. Suatu kerinduan yang mendalam dari hati pengantin perempuan kepada Kekasihnya. Ia rindu untuk tinggal bersama-sama dengan DIA. Ia ingin bertemu dengan DIA, memelukNYA dan menciumNYA. Ia ingin mendengar suaraNYA dan rindu untuk bersama-sama dengan DIA. Sebenarnya menunggu itu menyakitkan karena hatinya sangat ingin tinggal bersama KekasihNYA. Kehausan dalam dirinya sebagian telah dipuaskan dengan meminum air kehidupan, tetapi hanya kedatangan Pengantin Laki-Laki lah yang dapat benar-benar memuaskan kerinduan hatinya yang terdlam. Ia tahu KRISTUS akan datang, tetapi tidak mengetahui waktu persisnya, dan itulah yang membuat menunggu menjadi pekerjaan yang sangat berat.

Tradisi Pernikahan Yahudi

Di bahasan kali ini kita akan melihat hubungan antara Pernikahan Yahudi dengan Kedatangan TUHAN YESUS dalam Rapture dengan detail, ya dimulai dari bahasan ini.

Dalam budaya Yahudi, perempuan tidak mengetahui kapan pengantin laki-laki yang dikasihinya akan datang menjemputnya untuk menikah. Begitulah praktiknya , yakni ketika pemuda menyukai seorang gadis,pertama-tama dia akan ia akan berbicara dengan ayahnya mengenai hal itu. Kemudian, ayah si pemuda akan mengunjungi ayah si gadis itu untuk menyampaikan lamaran anaknya dan jika mereka mencapai kata sepakat, mereka minum anggur bersama dari satu gelas untuk merayakan masa depan anak-anak mereka. Ketika kembali ke rumah , ayah pemuda itu membawa gelas tadi dan memberikannya kepada anaknya. Dengan demikian, pemuda itu tahu bahwa ia telah mendapatkan berkat dari ayahnya dan ayah gadis itu untuk menikahi gadis itu.

Sambil membawa gelas itu, ia mengunjungi kekasihnya dan menyatakan cintanya kepadanya, lalu mereka akan minum anggur dari gelas yang sama. Kemudian pemuda itu akan berkata: “Aku rindu minum cawan ini bersamamu karena kamu kekasih jiwaku. Cawan anggur ini melambangkan hidupku yang akan kuberikan kepadamu. aku akan selalu ada untukmu dan kamu dapat memercayai perkataanku. Maukah kamu menikah denganku?” Jika perempuan itu menerima cawan itu dan meminumnya, hal itu berarti dia mengatakan “ya” kepada kekasihnya. Dengan demikian, sang pemuda akan berkata: “Sekarang aku akan pergi mempersiapkan tempat untuk kita, dan kalau semuanya sudah siap, aku akan datang menjemputmu, supaya kita dapat bersama-sama selamanya” atau perkataan semacam itu. Kemudian perempuan itu pulang ke rumah ayahnya dan pemuda itu juga pulang ke rumah ayahnya. Setelah itu sang pemuda mulai menyusun rencana untuk membangun rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka nanti. Jika rumahnya sudah selesai dibangun, ayah pria itu akan memberi tahu bahwa sudah waktunya pria itu menjemput pengantin perempuannya.

Dalam tradisi itu juga, pertama-tama pengatin laki-laki harus memanggil para sahabatnya yang akan diutus untuk mendahuluinya ke rumah pengantin perempuan. Ketika para pemuda ini sampai di pintu gerbang rumah pengantin perempuan, mereka mulai berseru: “Perhatian, pengantin laki-laki sebentar lagi akan datang, bersiaplah, pengantin laki-laki sebentar lag akan datang!” Dengan demikian, pengantin perempuan harus mempersiapkan diri untuk hari kesatuan mereka. Namun, perempuan itu tidak pernah mengetahui kapan kekasihnya akan menjemputnya. Ia hanya dapat mempersiapkan pakaiannya dan kemudian menunggu. Sangat berbeda dengan masyarakat modern karena hari pernikahan mereka sepenuhnya berada di tangan pengantin laki-laki, atau sesungguhnya di tangan ayah pengantin laki-laki. Jadi yang dapat dilakukan oleh pengantin perempuan adalah selalu siap sedia. Bagaimanapun, dia tak pernah tahu apakah pengantin laki-laki akan datang pada pagi, siang, sore atau malam. Hal itu terserah pada pengantin laki-laki. Namun, ketika pengantin perempuan itu mendengar seruan: “Perhatian, pengantin laki-laki sebentar lagi akan datang!” Ia tahu bahwa masa penatian yang panjang telah berakhir. Hari besar perkawinannya sudah tiba dan sekarang ia akan benar-benar menikah dengan kekasihnya. Jadi, perempuan itu dengan cepat mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pengantin laki-lakinya. Pada waktu pengantin laki-laki tiba, seluruh keluarga siap menyambutnya dan bergabung bersamanya dalam persta perkawinan. Pada puncak pesta perkawinan itu, gelas yang diceritakan di atas dikeluarkan lagi. Kemudian, di depan semua tamu, pengantin laki-laki dan pengantin perempuan minum sekali lagi dari gelas itu, lalu gelas itu dihancurkan berkeping-keping sehingga tidak seorang pun akan minum dari gelas itu lagi. Demikianlah perkawinan mereka dimeteraikan selamanya.

Pernyataan Cinta Mempelai Laki-laki

Lukas 22:15-19 TUHAN YESUS berkata: "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."

Perkataan TUHAN YESUS diatas berarti lebih dari sekadar acuan kepada penderitaanNYA; Pengantin / Mempelai Laki-laki itu sedang menyatakan kasihNYA yang tidak bersyarat kepada mempelai perempuan. DIA juga katakan, ”Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Ini sama seperti pengantin laki-laki Israel yang juga mengatakan hal itu kepada penganti perempuan, TUHAN YESUS jugajuga menjanjikan bahwa DIA akan pergi untuk menyiapkan tempat bagi kita dan bahwa DIA akan datang lagi serta membawa kita ke sana sehingga kita akan bersama-sama dengan DIA selamanya. Ketika DIA mengatakan, “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan Allah telah datang." saya percaya yang dimaksudkanNYA adalah meminum “cawan cinta” pada upacara perkawinan di surga, perjamuan kawin Anak Domba.

YESUS berbicara dalam Perumpamaan

Tiba-tiba saja perumpamaan tentang sepuluh gadis dari Matius 25 memberikan pengertian baru, kepada saya. Saya juga menyadari bahwa perumpamaan ini dapat dimengerti oleh para muridNYA. Sesungguhnya, mereka mempunyai pengertian yang jauh lebih baik tetang perumpamaan itu daripada kita. Bagaimanapun mereka adalah orang Yahudi, dibesarkan di masyarakat Yahudi, dan terbiasa dengan tradisi pernikahan mereka. Mereka tahu persis apa yang sedang dibicarakan YESUS. Mungkin mereka sendiri sudah menikah, atau mereka ikut berseru di depan pintu gerbang pengantin perempuan sahabat mereka, mengabarkan bahwa sang pengantin laki-laki akan datang. Mungkin saudara mereka baru saja meni\kah. Hal yang pasti, mereka tidak sulit mengenali kisah ini karena mereka mempunyai kenangan tentang upacara perkawinan. Jadi mereka memahami kisah itu dari konteks budaya mereka sendiri.

Oleh karena YESUS menjawab pertanyaan mereka tentang kedatanganNYA (Lihat konteks dari Matius 24 dan 25), mereka memahami bahwa DIA sedang membandingkan kedatanganNYA dengan perkawinan Yahudi. Oleh karena banyak di antara kita kita tidak dibesarkan di lingkungan Yahudi, kita tidak mengerti makna yang mendalam dari perumpamaan ini. Namun kiranya penafsiran dari upacara perkawinan Yahudi ini mengilhami anda seperti halnya dengan saya. Oleh karena itu didalamnya kita melihat perumpamaan yang bagus sekali tentang YESUS dan mempelai perempuanNYA. Penganti laki-lakinya adalah YESUS dan DIA berkata kepada kita: “Kamu dapat mempercayaiKU, pengantin perempuanKU yang terkasih! PerkataanKU dapat diandalkan dan AKU akan selalu ada untukmu! Minumlah sesuka hatimu dari ‘cawan cinta’ kita sampai AKU datang, dan ingatlah apa yang telah KUjanjikan karena AKU akan datang kembali. Sekarang AKU akan pergi dan mempersiapkan tempat untukmu. Jika sudah selesai AKU akan datang kembali dan membawamu bersamaKU sehingga di mana AKU berada, di situ pun kamu berada.”

[ Cawan perjamuan kudus adalah “cawan cinta” yang mengingatkan kita kepada Kekasih kita, yang akan datang untuk menjemput kita supaya kita dapat tinggal bersama-sama dengan DIA selamanya ]

Harapan Pengantin / Mempelai Perempuan

Lain kali, pikirkanlah kisah ini jika anda akan melakukan perjamuan kudus. Dengan mengingat tradisi perkawinan Yahudi, saya jauh lebih memahami pentingnya perjamuan kudus. Perjamuan kudus bukan saja mengingatkan penderitaan KRISTUS, melainkan juga ikatan perkawinanNYA dengan kita. Sebenarnya, cawan perjamuan kudus adalah “minuman cinta”. Kita meminumnya untuk mengingatkan diri kita tentang janji Kekasih kita yang akan segera datang kembali untuk membawa kita ke tempat yang sudah DIA sediakan untuk kita.

Bukankah luar biasa bahwa Alkitab mengatakan, “Roh dan pengantin perempuan itu berkat: Marilah!” Alkitab tidak mengatakan “Roh dan Gereja!” Hal ini lebih dari sekedar orang –orang yang pergi ke gereja. Ini berarti orang-orang yang mempunyai hati dan roh seorang pengantin perempuan KRISTUS. Orang-orang yang mengasihi YESUS dan merindukan DIA dengan segenap hati mereka. Dalam roh, saya juga dapat mendengar seruan sahabat-sahabat Pengantin Laki-laki. Roh juga menyerukan berita tentang kedatanganNYA. Seruan ini akan datang dari seluruh dunia pada zaman sekarang. Bahkan hati kita sendiri mengatakan: waktunya sudah tidak lama lagi! Jadi marilah kita menyiapkan diri kita untuk masuk ke dalam perjamuan kawin TUHAN kita. Inilah harapan pengantin perempuan yang sedang menantikan KEKASIHnya. Saya ingin hidup dan bekerja di dalam pengharapan itu sampai DIA datang. Ya, TUHAN YESUS, datanglah! Adalah suatu hak istimewa jika kita memberitakan kabar baik ini kepada dunia. Hal ini membuktikan bahwa perumpamaan tentang sepuluh gadis ini adalah tentang kedatangan TUHAN. Namun perumpamaan itu lebih berfokus kepada hati pengantin perempuan, bukan pada Sang Pengantin Laki-laki. Mari kita baca kisahnya :

"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Matius 25:1-13

Bijaksana atau Bodoh


Jika mencermati perumpamaan ini, anda akan melihat bahwa perumpamaan ini sebenarnya merupakan penjelasan tambahan untuk pengajaran YESUS dalam Matius 24. Namun, penekanan utamaNYA adalah pada hakikat pengantin perempuan itu. DIA membandingkannya dengan sepuluh gadis. Gadis-gadis itu melambangkan Gereja YESUS KRISTUS. Namun, DIA menyebut lima di antaranya bodoh dan lima lagi bijaksana. Perhatikan bahwa TUHAN YESUS tidak sedang berbicara tentang baik atau buruk, tetapi tentang bijaksana atau bodoh. Hal yang sama kita lihat dalam perumpamaan tentang orang-orang yang membangun rumah di atas batu karang (bijaksana) atau di atas pasir (bodoh). Saya memikirkan apa sebenarnya perbedaan antara hadis yang bijaksana dengan gadis yang bodoh. Mereka hampir serupa sehingga sulit membedakannya karena :
  • Mereka sama-sama perawan.
  • Mereka sama-sama sudah menyiapkan pelita.
  • Mereka sama-sama pergi untuk menyambut penganti laki-laki.
  • Mereka sama-sama tertidur.
  • Mereka sama-sama terbangun.
  • Mereka sama-sama berdiri lagi.
  • Mereka sama-sama memperbaiki pelita mereka.
Rupanya mereka sangat mirip. Namun, ada satu hal “kecil” yang tidak ada pada gadis-gadis bodoh. Bagaimanapun, hal itu tidak kentara sampai mereka akan menemui pengantin laki-laki. Barulah terbukti bahwa mereka tidak membawa minyak ekstra. Kekurangan “kecil” ini akhirnya menjerumuskan mereka karena hal itu membuat mereka tidak dapat mengikuti perjamuan kawin. Baru pada tengah malam ketika terdengar seruanlah mereka menyadari apa yang tidak ada pada mereka. Jadi, mereka meminta supaya gadis-gadis bijaksana memberi mereka minyak, tetapi mereka dinasihati supaya membeli minyak, dan mereka segera melaksanakannya. Sementara itu, Pengantin Laki-laki datang dan gadis-gadis yang bijaksana masuk bersama DIA ke ruang pesta dan pintu ditutup. Ketika gadis-gadis yang bodoh telah membeli minyak dan pelita mereka sudah menyala lagi, mereka menjadi sama seperti gadis-gadis yang bijaksana, kecuali untuk satu hal: mereka terlambat!

[ Ketika pengangkatan terjadi, banyak orang tiba-tiba akan menyadari bahwa TUHAN sudah menggenapi FirmanNYA ]

Sudah Terlambat!


Betapa menjengkelkannya jika penerbangan anda ditunda, tetapi akan lebih menjengkelkan lagi jika anda ketinggalan pesawat. Demikianlah, saya dapat mengerti perasaan para gadis ini yang berlari-lari di tengah malam menuju perjamuan kawin ini, tetapi ketika mereka tiba, pintu sudah ditutup. Mereka terlambat! Pintu sudah ditutup, sama seperti pintu bahtera Nuh sudah ditutup oleh TUHAN. Seperti orang-orang pada zaman Nuh mencoba menyelamatkan diri dari air yang semakin meninggi, demikianlah orang-orang ini akan mencoba menyelamatkan diri dari kegelapan yang kemudian akan menimpa seluruh dunia. Sementara berdiri di pintu yang tertutup itu, mereka masih berteriak-teriak: “TUHAN, TUHAN, bukakan kami pintu!” Namun, DIA menjawab: “Sesungguhnya AKU tidak mengenal kamu!” Betapa mengerikannya jika kita ketinggalan perjamuan kawin itu.

Ketika pengantin perempauan KRISTUS telah diangkat, banyak orang percaya yang suam-suam, yang sekarang tertinggal, tiba-tiba akan menyadari bahwa TUHAN sudah menggenapi FirmanNYA. Seperti gadis-gadis yang bodoh, mereka akan berseru, “TUHAN, TUHAN, bukakan pintu surga dan terimalah aku!” “TUHAN, ampuni aku, sekarang aku percaya dan bertobat dari dosaku! Aku memanggil namaMU TUHAN, tolong bukakan pintu!” Namun, seruan putus asa mereka sia-sia. Mereka sudah terlambat! YESUS akan menjawab dengan cara yang sama seperti DIA menjawab gadis-gadis bodoh: “AKU berkata kepadamu, sesungguhnya AKU tidak mengenal kamu.” DIA tidak berkata, “Kamu tidak mengenal AKU!” Sebenarnya ada banyak orang yang mengenal TUHAN YESUS dengan cara yang sama seperti saya mengenal presiden Amerika. Masalahnya, Pak Presiden tidak mengenal saya. Begitu juga ada banyak orang yang mengenal TUHAN YESUS, tetapi TUHAN YESUS tidak mengenal mereka. Jika melihat teks aslinya, kita melihat kata “mengenal” dalam teks ini diterjemahkan dari kata Yunani “eido” yang artinya: persekutuan yang intim, persekutuan dan keintiman. Jika kita menerjemahkan maknanya secara harfiah, TUHAN YESUS sebenarnya mengatakan, “Kita tidak pernah mempunyai hubungan yang intim. Kamu tidak pernah berusaha membuat dirimu dikenal olehKU. Sebenarnya kita sama sekali tidak saling mengenal!” Itulah masalah sebenarnya dari gadis-gadis yang bodoh. Jadi, pertanyaannya adalah apakah TUHAN mengenal anda, apakah DIA mengenal hati anda.

Pelita dan Buli-Buli

Mereka memang membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli mereka. Saya percaya pelita melambangkan kehidupan Kekristenan kita di depan umum. Setiap orang dapat melihat ketika kita pergi ke gereja, menyanyikan pujian, mengangkat tangan, berdoa dan memberi persembahan. Buli-buli berbicara tentang perjalanan pribadi anda dengan TUHAN. Buli-buli terbuat dari tanah liat sehingga tidak tembus pandang seperti gelas; anda tidak dapat melihat apakah di dalamnya ada isinya atau tidak. Isinya tidak dapat dilihat. Hal ini melambangkan hubungan kita yang tersembunyi dengan TUHAN. Kita harus mengetahui betapa pentingnya hubungan pribadi kita dengan TUHAN YESUS pada saat terakhir ini. Kehidupan anda yang intim dengan DIA sangat menentukan apakah anda akan bergabung dalam pengangkatan atau akan tertinggal. Tidak seorangpun dapat melihat isi buli-buli anda kecuali anda dan TUHAN. Bahkan hal itu dapat tetap tersembunyi sampai saat terakhir. Namun, pada saat kedatangan YESUS kembali, akan terungkap apakah anda berjalan bersama TUHAN atau tidak. “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKU: TUHAN, TUHAN! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BAPAKU yang di sorga” (Mat 7:21). Jadi, hal ini adalah tentang ketaatan dan keintiman. Hal itu akan menentukan perbedaan antara ikut serta dalam pengangkatan dan tertinggal dalam masa kesusahan.

AKU tidak mengenal Kamu!

Perhatikan apa yang dikatakan Mempelai Laki-laki kepada gadis-gadis yang bodoh: “AKU tidak mengenal kamu!” Walaupun sudah cukup buruk, perkataan itu masih jauh lebih baik daripada jika DIA mengatakan, “AKU tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKU, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Mat 7:23). Syukurlah, DIA tidak mengatakan hal itu kepada gadis-gadis yang bodoh. Walaupun bukan penghakiman terakhir, itu adalah perkataan yang sangat serius. Jika kita menganggap sepuluh gadis itu melambangkan gereja secara keseluruhan, hal itu menunjukkan bahwa sebagian dari Gereja akan diangkat dan sebagian lagi akan ditinggalkan. “Apakah orang-orang ini akan terhilang?” tanya seseorang kepada saya. Tidak, tidak sampai begitu, tetapi cukup buruk, mereka tidak mengikuti perjamuan kawin Anak Domba karena akan tertinggal dan melalui masa kesusahan. Namun, bukan itu rencana TUHAN untuk kita. DIA menginginkan yang terbaik untuk kita. DIA ingin kita menyimpan FirmanNYA dalam hati kita dan menarik pelajaran dari perumpamaan ini. DIA ingin kita mengembangkan hubungan yang intim denganNYA sehingga kita siap bergabung dalam perjamuan kawin itu. Bukankah itu yang diharapkan dan ditentukan untuk mempelai perempuan KRISTUS? Oleh karena itu, YESUS menyimpulkan perumpamaan dengan perkataan: “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”

Sekaranglah Waktunya!


Kerinduan saya adalah supaya buku “hal” ini mendorong anda untuk menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi pekerjaan anda dengan TUHAN, dan lebih daripada itu, supaya anda mengembangkan hubungan yang intim denganNYA sehingga anda siap bertemu TUHAN di angkasa. Jika anda membutuhkan minyak buli-buli anda, sekaranglah waktunya untuk mencari TUHAN dan meminta kepadaNYA. Sekaranglah waktunya membasuh pakaian anda sehingga anda berhak makan dari pohon kehidupan dan boleh masuk melalui pintu gerbang ke kota TUHAN (Why 22:14-15). Sekaranglah waktunya menyingkirkan kebodohan anda dan menjadi bijaksana. Oleh karena ketinggalan pesawat saja sudah sangat menjengkelkan, apalagi kehilangan hal terbaik yang sudah disiapkan TUHAN YESUS untuk kita. Hal itu akan jauh lebih buruk.

Biarlah kerinduan anda kepada Mempelai / Pengantin Laki-laki diperbarui dan kasih anda yang mula-mula kepada YESUS berkobar lagi dalam hati anda. Carilah wajahNYA dengan segenap hati dan kasihilah DIA tanpa syarat. Buku saya, First Love (ISBN 9073982-15-4), dapat menjadi inspirasi yang bagus untuk mengisi kembali buli-buli anda dengan minyak dari HadiratNYA dan gairah yang berkobar kepada Kekasih anda. Biarkan waktu keintiman anda dengan YESUS menjadi prioritas tertinggi anda saat ini . Anda tidak akan pernah menyesal jika melakukannya. Namun, jika tidak, pada akhirnya anda akan sangat menyesal. Komitmen anda akan mendapat upah berlimpah-limpah karena nantinya anda akan ikut serta dalam perjamuan kawin Anak Domba dan bersinar sebagai Mempelai / Pengantin Perempuan KRISTUS, yang telah DIA peroleh dengan darahNYA sendiri. Kesatuan kita dengan DIA akan menjadi penggenapan kerinduan Sang Pengantin Laki-laki dan pengantin perempuan. Hari yang besar itu sudah sangat dekat karena Raja yang adalah Kekasih kita akan datang jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan oleh kebanyakan orang. Kemudian, DIA akan membawa mempelai / pengantin perempuanNYA ke KerajaanNYA di surga, sementara di bumi akan ada masa kegelapan besar bagi orang-orang yang ditinggalkan. Masa ini disebut “masa kesusahan besar.”

------------------------------------------------------------------------------------------

Marilah kita tetap terjaga dan berjaga-jaga, lakukan setiap panggilan TUHAN dalam hidupmu namun jangan pernah lupakan persiapan untuk kedatanganNYA. Karena berjaga-jaga dan bersiap-siap juga adalah salah satu pekerjaan dan tugas kita. Jadi “Seek HIS Face First!” dalam setiap keadaan, aktifitas kehidupan kita. Dibawah ini saya akan menuliskan ayat yang sangat menggembirakan :

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 1 Tes 4:16-17

Luar biasa bukan saudaraku? Kita akan bertemu dengan TUHAN YESUS serta orang-orang kudus sebelum kita, ini reuni Ilahi terbesar!!! Saya pun sebenarnya terkaget-kaget ketika TUHAN bukakan bahwa kedua buku dari dua hambaNYA ini saling berkaitan dan melengkapi bahkan lebih kaget lagi ketika DIA memberikan dorongan dan beban untuk menuliskan / mengetiknya menjadi satu artikel. Menurut saya ini bukan hanya pengetahuan, artikel atau hal apapun namun ini lebih ke Peringatan serta Undangan Cinta dari TUHAN kita YESUS KRISTUS yang sudah sejak lama memendam kerinduan untuk bersama-sama dengan kita semua di dalam KerajaanNYA yang kekal. Kita hidup di zaman yang sama seperti zaman dimana Kakek Nuh hidup bahkan mungkin lebih buruk dari Zaman Kakek Nuh. Dimana saat ini sedang terjadi pemisahan besar mau itu disadari atau tidak inilah yang sedang terjadi. Seleksi besar-besaran sedang terjadi, dan itu dimulai dari Gereja. Ingat Firman TUHAN berkata Penampian dimulai dari Rumah TUHAN. Jangan jadikan hal ini sebagai jerat buat kita tapi jadikan sukacita karena memang ini kabar sukacita dan tidak ada yang lebih menggembirakan daripada kabar sukacita ini!! Generasi ini adalah generasi yang terakhir, bahkan generasi yang hidup di “ujung” akhir zaman, percaya atau tidak kita hidup di zaman ini. Mari belajar dan memutuskan untuk hidup setia dan berkomitmen dengan TUHAN secara pribadi dan intim.

Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Mat 24:42

Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia. Luk 21:36

Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Mat 24:46

Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Why 3:10

TUHAN YESUS Memberkati..


Salam Kasih,

Joseph Raphael Primantoro Hendro Saputro


Keterangan :
  • Dari Bab Perjanjian-Datanglah Sang Mempelai diambil dari buku “The Love Language of GOD” oleh hambaNYA James W Sheets. Terbitan Penerbit ANDI Yogyakarta.



  • Dari Bab Perjamuan Kawin Anak Domba-Sekaranglah Waktunya! Diambil dari buku “The Coming of THE KING of Kings” oleh hambaNYA . Terbitan Penerbit ANDI Yogyakarta.




Biodata James W Sheets :


James W Sheets adalah pemimpin Passion for JESUS Ministries. Selama lebih dari 33 tahun, ia telah melayani Mempelai Wanita KRISTUS, memperlengkapi mereka untuk memasuki masa depan mereka sebagai para pendeta, pendoa syafaat, dan penyembah yang segenap hati. Ia juga melayani dalam tim kepemimpinan The Atlanta South Metro House of Prayer. Ia dan istrinya, Kaye, tinggal di Stockbridge, Georgia.


Biodata Jaap Dieleman :


Jaap Dieleman mempunyai kerinduan besar menjangkau orang-orang di Dunia Ketiga. Ia telah melakukan perjalanan misi ke Afrika, Asia, Eropa Barat dan Timur, dan Karibia. Sampai saat ini ia telah melayani di lebih dari 40 Negara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar