Beberapa minggu yang lalu sebelum anak-anak SMK Penerbangan masuk
Ujian Sekolah, TUHAN suruh untuk bawakan topik Pasangan Sepadan dari
konteks Alkitab dan Akar Ibrani.
Saat itu saya sharekan sebagai "dasar" saja... yang memang untuk selanjutnya tinggal tunggu waktuNYA.
Sehabis kami selesai Persekutuan, saya dan beberapa teman nongkrong di kantin SMK.
Kami bahas kembali topik yang tadi secara lebih dalam sambil ngobrol
hal lain juga, sampai pada satu topik saya dan kakak saya, Halymurti Bayu Putranta
membahas tentang Malaikat Jatuh yang dikatakan dalam Alkitab bahasa
Indonesia - Anak-Anak Allah dan Nephilim atau Keturunan Malaikat Jatuh
di dalam Kitab Kejadian juga dalam Kitab Henokh (Asal-usul para Malaikat
Jatuh dalam Kitab Kejadian dijelaskan secara detail di Kitab Henokh).
Ditengah pembicaraan saya tersentak, sebab TUHAN berbisik namun jelas
sekali... "Mencari pasangan semaunya sendiri itu bukan cara hidup
Anak-AnakKU."
Hanya satu kalimat itu, lalu saya menyadari dua hal dan langsung saya katakan waktu itu.
1. Memilih pasangan semaunya sendiri, sesuai keinginannya sendiri,
sesuai 'nafsu'nya sendiri, sesuai hasratnya sendiri itu bukan yang TUHAN
rancangkan untuk sebuah Perjanjian yang Suci antara DIA dan 2 Orang
Anak-AnakNYA (Laki-laki dan Perempuan), dengan kata lain Marriage
Covenant in the GOD of Israel.
2. Cara menyatakan cinta setelah
hal pertama sudah dilakukan, cenderung kita memakai kata "menembak"...
apalagi beberapa dekade terakhir ini ngetrend icon "Cupid" atau Malaikat
yang bentuknya imut dan memegang anak panah, dan itu yang akhirnya
menjadi dasar orang berkata, "Kapan lu nembak tu cewek/cowok?" Yang
akhirnya orang hanya fokus untuk dapatkan hati orang yang dia ingini
saja.
Kejadian 6
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,
6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.
6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,
6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
6:3 Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
6:4 Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.
Dan akhir tahun lalu,
ketika menghadiri KKR The Great Awakening - Bahtera di salah satu hari
TUHAN suruh saya membeli buku dari Pdt. Petrus Agung yang berjudul
"Favor of GOD and Men" dan saya temukan apa yang saya bincangkan diatas
Papi Agung juga bahas di buku tersebut.
Malaikat Jatuh itu
kawin-terus, ada yang dia suka kawini, ada yang dia ingini kawini...
begitu terus setiap hari. Maka dikatakan "Jaman di jaman Nuh hidup,
penuh dengan orang saling kawin-mengawinkan." I'm not sorry, it's not a
Pornography.. this is about the Truth.
Apa yang mereka (Malaikat
Jatuh) lihat cantik, menarik dan menaikkan hasrat mereka [1] langsung
mereka tembak [2] yang mereka suka dan kawini dan anak-anak manusia
melahirkan Raksasa-Raksasa.
Karena hal itulah TUHAN memutuskan mendatangkan Air Bah.
Perempuan itu sama seperti laki-Laki, karena kita semua "Manusia" yang
diberi Freewill... jadi sikap hati yang seharusnya bukan fokus "dia
harus jadi milikku", namun "biar dia gunakan Freewill"nya karena aku tak
bisa memaksa.
Lebih dari hal itu, apa yang TUHAN inginkan dalam
sebuah Keluarga "Pasangan Sepadan" adalah semuanya menurut CaraNYA,
PilihanNYA, dan Keinginan HatiNYA... bukan diri kita.
Nuh tak
pernah asal memilih Pasangan bagi dirinya bahkan anak-anaknya walau
memang tak pernah dicatat di dalam Alkitab. Namun Patriakh kita,
Abraham, Ishak dan Yakub memilih sesuai dengan apa yang TUHAN mau, dan
ingini. Dan mereka juga tidak memaksa Istri mereka untuk menerima mereka
walau itu sudah dalam Kehendak TUHAN, dan memang sudah Penetapan TUHAN.
Kakek Abraham, Ishak dan Yakub lakukan bagian mereka, dan TUHAN lakukan
bagianNYA hingga saat ini JanjiNYA atas mereka tergendapi, "Keturunanmu
akan banyak seperti Bintang di Langit dan Pasir di Laut."
--
Jangan pernah sembarangan, kalau sudah sembarangan, siapa saja yang
disukai diambil... itu sifatnya siapa? Sifatnya Malaikat Jatuh, Iblis --
TUHAN YESHUA memberkati...
Salam Kasih,
Joseph Raphael Prima