Pagi (13 Maret 2014)
penulis merasakan dorongan yang kuat untuk menuliskan isi hatiNYA
yang DIA curahkan kepada 2 hambaNYA, James W Sheets dan Jaap
Dieleman. Dimana hari-hari ini sebenarnya pembacaan buku kedua beliau
diatas sedang dalam intensitas yang saya kurangi sementara karena
saat ini penulis juga sedang membaca buku dari Paul Davis. Tapi
penulis hanya mau taat saja maka penulis pun menyusun artikel ini
dari intisari beberapa sub-bab dari 2 buku yang hamba-hambaNYA tulis
dibawah bimbingan ROH KUDUS yang terkasih dengan penambahan beberapa
hal yang berkaitan.
Kita
tahu saat ini TUHAN YESUS sudah sangat siap untuk menjemput kita
mempelaiNYA. Apakah kita siap untuk menyambutNYA? Inilah yang harus
kita tanyakan pertama-tama kepada diri kita sendiri terlebih dahulu.
Kita adalah mempelai
yang akan ‘menikah’ dengan DIA. Inilah kehormatan yang luar biasa
besar buat setiap kita, kelayakan yang sungguh-sungguh luar biasa
untuk kita. Di Efesus 5 Paulus mengajarkan bahwa hubungan TUHAN YESUS
dan UmatNYA adalah seperti hubungan antara suami dan istri. Suami
baik manapun pasti rela mengorbankan nyawanya demi kebaikan
pendampingnya. Sama seperti TUHAN sendiri yang telah memilihkan
mempelai yang sempurna untuk Adam maupun Hosea, DIA pun memilih kita
sebagai mempelaiNYA yang DIA sempurnakan bahkan melalui langkah maut
untuk mendapatkan kita.
Perjanjian
Untuk mengerti hal ini
maka kita akan sedikit banyak membahas tentang tradisi pernikahan
Yahudi karena DIA adalah TUHAN untuk Orang Yahudi pada permulaannya.
Dalam pernikahan Yahudi itu diatur sedemikian rupa dimana mempelai
perempuan itu dibeli. Berbeda dengan kebudayaan barat dimana hal ini
seperti merendahkan perempuan namun sebenarnya adalah sebaliknya, hal
ini membuktikan nilai dan harga sang mempelai perempuan.
Sang mempelai laki-laki
membayar harga yang disyaratkan untuk menunjukkan betapa ia
menghargai calon istrinya; tidak ada harga yang terlalu mahal untuk
memenangkan cintanya. Rasul Petrus pun paham mengenai hal ini dan
dibawah pengajaran dari ROH KUDUS dia ajarkan, di 1 Petrus
1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara
hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah
anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”
Kita semua pasti tahu
apa yang sudah TUHAN YESUS lakukan untuk mendapatkan kita sebagai
mempelaiNYA. DIA mengambil langkah maut!!!
Pada mulanya TUHAN
memperkenalkan diriNYA kepada anak-anak Israel sebagai Pencipta yang
Berdaulat, Pelepas nasional dan Bapa yang pengasih. KeinginanNYA agar
mereka menyadari kedalaman kasihNYA kepada mereka dan menanggapi
dengan kasih serta kesetiaan segenap hati kepadaNYA. Dan disini
sebenarnya TUHAN lewat kasihNYA yang kebapaan sedang mempersiapkan
mereka bagi masa depan mereka yang terakhir dan tertinggi yaitu
menjadi mempelai perempuan. Israel bahkan kita menyaksikan kuasa
TUHAN dan penghakiman-penghakimanNYA yang dahsyat ketika DIA
melepaskan Israel dari perbudakan Mesir. Tapi walau kita melihatNYA
belum semua kita memahami DIA dengan segenap hati kita. Sampai di
Mazmur 95:10 TUHAN katakan DIA jemu karena mereka “Israel” adalah
bangsa yang sesat hati dan tidak mengenal jalanNYA. Ini bukan hanya
tentang Israel tapi ditujukan kepada kita juga.
Kita seringkali
mengatakan bahwa kita tau dan mau ikuti jalan-jalanNYA namun
sebenarnya apa yang kita tau dan jalani belum benar-benar jalanNYA,
karena jalan-jalanNYA terlalu dalam untuk kita selami seperti
CintaNYA yang luar biasa besar sampai-sampai kita tidak bisa mengerti
keseluruhan diriNYA tanpa DIA membukakan dan hati kita menginginiNYA.
Mungkin kita ini bertanya bagaimana Israel tidak bisa memahamiNYA
padahal mereka melihat dengan mata kepala mereka sendiri bahkan TUHAN
memberikan perintah “perjanjian” langsung kepada Musa, pemimpin
mereka.
Selama
bertahun-tahun James W Sheets mulai menangkap apa maksud TUHAN, DIA
bukan mementingkan kita untuk mempelajari hukum secara harafiah
tetapi DIA mau kita menerima dari Roh di dalam mana hukum tersebut
diberikan karena TUHAN mementingkan hubungan. Hukum itu bukan sekedar
daftar perintah-perintah, sama sekali bukan! Taurat ‘Torah’,
kelima kitab pertama dari Alkitab secara keliru diterjemahkan dalam
septuaginta dengan kata Hukum. Kesalahpahaman akan makna Taurat yang
sesungguhnya membantu penguatan konsepsi keliru banyak orang tentang
perjanjian lama. Taurat bukanlah tentang hukum, melainkan Hubungan.
TUHAN
bukan saja mau Israel mengetahui hukum-hukumNYA, tetapi lebih dari
itu TUHAN ingin agar Israel mengenal hatiNYA! Ketika mereka keliru
memahami apa yang terjadi selama keluaran, DIA kembali dan
menunjukkan kembali kasihNYA pada mereka. Namun kali ini DIA mengemas
ulang kasihNYA dalam bentuk lamaran untuk menikah.
Kamu
sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan
bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan
membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu
sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada
perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri
dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. –
Keluaran 19:4-5
Ungkapan
“dan membawa kamu kepadaKU” di Keluaran 19:4-5 adalah bahasa
seorang mempelai laki-laki yang membawa mempelainya kekamar. Hingga
sekarang, rabi Yahudi percaya bahwa upacara perkawinan Yahudi adalah
pengulangan konstan dari perjanjian yang TUHAN buat dengan Isarel di
Gunung Sinai.
Pemahaman
para rabi tentang perjanjian ini dinyatakan oleh TUHAN melalui
Yehezkiel 16:8, “Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau,
sungguh, engkau sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku
menghamparkan kain-Ku kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah
Aku mengadakan perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan
ALLAH, dan dengan itu engkau Aku punya.”
Jadi
dengan ini terbuktilah Nubuat yang TUHAN sampaikan di Yesaya
54:5-6,“Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan
engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah
Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab
seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati TUHAN
memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap
ditolak? firman Allahmu.” TUHAN bukanlah TUHAN legalistik yang
marah karena kita tidak memenuhi seperangkat aturan religius. Sebagai
gantinya, DIA adalah Suami pencemburu yang berjuang untuk memenangkan
kembali hati mempelai perempuan yang tidak setia!! Paham?
Kita
diberi tahu dalam keseluruhan Alkitab tentang fakta bahwa TUHAN
mengasihi kita. Namun, hanya di satu tempat TUHAN mendefinisikan cara
DIA mengasihi kita. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami
seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi
suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat
pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. –
Yesaya 62:5
Sebenarnya
jika kita meihat keseluruhan pewahyuan alkitabiah dalam perjanjian
lama maupun perjanjian baru penuh dengan bahasa dan penggambaran
mempelai yang mendemonstrasikan gairah TUHAN kepada umatNYA. DIA mau
mengatakan dan kita mengetahui bahwa hatiNYA kepada kita adalah
sebagaimana seorang mempelai laki-laki kepada mempelai perempuannya.
PertunanganNYA
Menurut
para rabi Yahudi, perkawinan Yahudi zaman dulu terdiri atas 2
tahapan. Tahapan pertama adalah pertunangan. Kontrak kawin Yahudi,
yang disebut ketubah, menyebutkan persyaratan kesepakatannya.
Sang calon mempelai perempuan terlebih dahulu membaca kontraknya
sebelum ia sepakat untuk berkomitmen kepada calon mempelai laki-laki.
Kontrak kawin TUHAN dengan Israel adalah Taurat, kelima kitab pertama
Alkitab tentu saja itu juga berlaku bagi kita yang mengaku sebagai
Israel ‘rohani’.
TUHAN
berfirman kepada Musa di Keluaran 19:5-6 dan mengatakan, “Jadi
sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan
berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta
kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang
empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan
bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan
kepada orang Israel.”
Lalu
Musa membawa ”lamaran” TUHAN dan, “dan memanggil para
tua-tua bangsa itu dan membawa ke depan mereka segala firman yang
diperintahkan TUHAN kepadanya.” TUHAN telah mengumumkan
persyaratan ketubah-nya, kontrak kawin dengan calon mempelai
perempuanNYA, agar calon mempelai perempuanNYA dapat merenungkannya,
menghitung biayanya, demikianlah kira-kira dan memutuskan apakah ia
mau menerimanya atau tidak.
Pemisahan
/ Pengudusan
Bagian
berikutnya dari upacara perkawinan Yahudi adalah pertunangan
sesungguhnya. Kata dalam bahasa Ibrani/Aram untuk pertunangan adalah
kiddushin, yangmenandakan “pengudusan atau pemisahan.”
Lalu seorang mempelai perempuan Yahudi memasuki mikveh, mandi
untuk dimurnikan sebelum upacara perkawinannya, sebagai bagian dari
kiddushin yang secara harfiah “dipisahkan demi TUHAN.”
Itulah
yang TUHAN tuntut dari Israel ketika DIA menyuruh Musa memberi tau
umatNYA, “Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka
menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci
pakaiannya.” Karena mereka dipersiapkan untuk menjadi imam
kerajaan dan bangsa yang kudus dimana hal ini diulangi oleh Rasul
Petrus dalam 1 Petrus 2:9 yaitu, “Tetapi kamulah bangsa yang
terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada
terang-Nya yang ajaib.”
Bertahun-tahun
kemudian, itulah sebabnya Yohanes Pembaptis datang mengkhotbahkan
pesan pertobatan - perubahan pikiran dan gaya hidup – kepada
Israel, dan membaptis mereka dalam air. Dimana Paulus menggunakan
analogi ini ketika menggambarkan TUHAN YESUS yang menguduskan dan
menyucikan mempelai perempuanNYA. Sang rasul mengatakan, “Kristus
telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk
menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan
air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di
hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang
serupa itu.” Efesus 5:26-27
Paulus
menyatakan pemikiran yang sama dalam suratnya pada Titus (3:5)ketika
ia mengatakan, “pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita,
bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena
rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan
yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Kata dalam bahasa Yunani yang
diterjemahkan sebagai “pemandian” disini maupun dalam nas Kitab
Efesus itu bukanlah kata untuk “pembaptisan,” melainkan kata
loutron, yang berarti permandian seremonial dimana hal ini
mengacu pada mikveh, pemandian untuk pemisahan dan pengudusan
yang dijalani oleh mempelai perempuan sebelum perkawinannya.
Oleh
karena orang Yahudi memandang perkawinan alami sebagai semacam
perjanjian antara TUHAN dan umatNYA, perkawinan itu sakral, dan oleh
karena itu diharapkan menjadi komitmen seumur hidup, sama seperti
komitmen mereka kepada TUHAN. Perkawinan-perkawinan Yahudi tidak
pernah terburu-buru. Perkawinan-perkawinan Yahudi direnungkan
masak-masak dan tidak dilakukan secara gegabah, yang membantu
memastikan bahwa perkawinan-perkawinannya tidak mudah bubar.
Perkawinan-perkawinannya direnungkan masak-masak dan dilakukan hanya
setelah dipertimbangkan dan didoakan. Dengan demikian, Israel diberi
waktu oleh TUHAN untuk mempertimbangkan dan merenungkan apa yang akan
mereka ikrarkan.
Sebab
itu haruslah engkau memasang batas bagi bangsa itu berkeliling sambil
berkata: Jagalah baik-baik, jangan kamu mendaki gunung itu atau kena
kepada kakinya, sebab siapapun yang kena kepada gunung itu, pastilah
ia dihukum mati. Tangan seorangpun tidak boleh merabanya, sebab
pastilah ia dilempari dengan batu atau dipanahi sampai mati; baik
binatang baik manusia, ia tidak akan dibiarkan hidup. Hanya apabila
sangkakala berbunyi panjang, barulah mereka boleh mendaki gunung
itu." Lalu turunlah Musa dari gunung mendapatkan bangsa itu;
disuruhnyalah bangsa itu menguduskan diri dan merekapun mencuci
pakaiannya. Maka kata Musa kepada bangsa itu: "Bersiaplah
menjelang hari yang ketiga, dan janganlah kamu bersetubuh dengan
perempuan." Keluaran 19:12-15
TUHAN
memperingatkan umatNYA agar tidak mendekati gunung itu atau bahkan
merabanya hingga mereka secara rohani siap untuk melakukan hal itu.
Pembatasan-pembatasan ini bukanlah karena TUHAN tidak mau mereka
mendekati DIA, sebab DIA mau mereka mendekati DIA. DIA memberikan
instruksi-instruksi ini karena DIA mau mereka bukan saja memasuki
HadiratNYA, melainkan juga agar mereka dapat menetap dalam
HadiratNYA. Memasuki Hadirat Yang Kudus adalah sesuatu yang serius.
Maukah
engkau?... Aku mau
Kepercayaan
Yahudi adalah seseorang hanyalah sebaik perkataannya; kalau perkataan
seseorang tidak baik, ia tidak baik! Sebelum anda memasuki suatu
perjanjian sakral seperti perkawinan, anda harus mengambil jeda dan
“menghitung biayanya.” TUHAN melamar dan mau agar Israel
merenungkannya, serta mempersiapkan diri untuk itu agar ketika
lamaran untuk menikahnya diterima dan dimasuki, hal itu akan berlaku
selamanya.
Lalu
apa jawab Israel?
Seluruh
bangsa itu menjawab bersama-sama: "Segala yang difirmankan TUHAN
akan kami lakukan." Lalu Musapun menyampaikan jawab bangsa itu
kepada TUHAN.” Keluaran 19:8
Israel
mengatakan , “Aku mau”! Israel berjanji menerima lamaran TUHAN
yang didasarkan pada perjanjian dan berkomitmen untuk memenuhi
persyaratannya, tetap setia selamanya kepada TUHAN, Suaminya.
*Seperti
yang kita tahu bahwa kita adalah tunas-tunas liar yang dicangkokkan
kepada Israel, kita menjadi Israel Rohani dalam YESUS KRISTUS bahkan
karena kita ada dalam DIA kita berhak menerima Janji-janji TUHAN
kepada Kakek Abraham yang adalah nenek moyang bangsa Israel maka bisa
dipastikan ketika Israel menerima Kontrak otomatis kita juga menerima
kontrak itu sebab Israel Jasmani dan Rohani tidak akan terpisahkan.
Datanglah
Sang Mempelai
Hal
itu membawa kita kepada tahapan kedua perkawinannya –
penggenapannya. Dalam kebudayan Yahudi, begitu lamaran disampaikan,
dipertimbangkan dan diterima, sang mempelai laki-laki akan mendekati
kanopi mempelai perempuan yang disebut huppah. Disana , ia
akan berdiri dan menanti calon mempelai perempuannya datang. Biasanya
sang mempelai laki-laki mempunyai satu dua pendamping sementara ia
menanti. Begitu sang mempelai perempuan bergabung dengan sang
mempelai laki-laki dibawah huppah, mereka tetap tinggal di
sana selama upacaranya. Alasannya adalah karena ketika TUHAN turun di
Gunung Sinai dalam api, DIA menanti umatNYA, calon mempelai
perempuanNYA disana, untuk keluar dari perkemahan demi menjumpai DIA.
“Dan
terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan
kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat
keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai
Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi
seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api;
asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu
gemetar sangat.” Keluaran 19:16-18 Kedua pendamping TUHAN,
menurut para rabi Yahudi adalah kedua loh batu yang memuat Sepuluh
Perintah TUHAN.
Berikutnya
dalam perkawinan-perkawinan Yahudi, sang mempelai laki-laki dan
perempuannya, bersama kedua pendamping mempelai laki-laki, berjalan
menuju ke kanopi (semacam tenda / tudung) mempelai, membawa lilin.
Kembali, hal ini mencontoh apa yang terjadi di Sinai ketika setelah
umat itu bergabung dengan TUHAN di gunung tersebut. Semua orang
mendengar guntur dan kilat serta melihat awan tebal.
Dan
terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan
kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat
keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan.
Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat
sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa
itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Keluaran 19:16;
20:18
Banyak
sarjana Yahudi menganggap awan yang ada di atas gunung itu sebagai
huppah, sebab huppah dianggap sebagai kanopi dimana
sang mempelai perempuan dan mempelai laki-laki akan bertemu di depan
umum untuk mengumumkan kesatuan mereka dan permulaan upacara mereka.
Kata dalam bahasa Ibrani dalam ayat-ayat ini untuk kilat berarti
suluh yang menyala. Sama seperti sang mempelai laki-laki Yahudi dan
mempelai perempuannya disertai oleh api, entah lilin, pelita atau
suluh, JEHOVAH dan mempelai perempuanNYA juga dikawal oleh api!
Sebagai
rangkuman, TUHAN mendekati kakek Abram karena DIA ingin mempunyai
mempelai perempuan kolektif. DIA mengadakan perjanjian dengan kakek
Abram, dan sebagai bagian dari perjanjian itu, DIA berjanji akan
membangkitkan suatu umat dari keturunan kakek Abram. Lalu, 430 tahun
kemudian, DIA memenuhi janjiNYA kepada kakek Abraham dan melepaskan
umatNYA dari perbudakan Mesir. Saat itu pasti sungguh membahagiakan.
Namun, bukannya bersukacita karena kelepasan mereka, umat ini malah
menjadi takut dan ingin kembali ke Mesir.
Akan
tetapi, seperti Hosea, TUHAN kembali memburu mempelai perempuanNYA
yang menyimpang. DIA melamar mereka secara kolektif dalam suatu
perjanjian perkawinan. DIA menggelar pertunjukkan tidak seperti yang
pernah dilihat oleh siapapun, bahkan pada perayaan kemerdekaan
Amerika yang paling meriah sekalipun! UmatNYA melihat dan menjawab ya
dengan suara bulat. Setelah semua itu, tentunya anda akan berpikir
pada akhirnya umat ini akan memahami dan memandang TUHAN apa adanya,
TUHAN yang mengasihi mereka dengan Kasih yang Abadi. Sayangnya, yang
terjadi tidaklah demikian. Seperti ayat yang sudah kita baca
sebelumnya, kita tahu ketika TUHAN turun ke atas Gunung Sinai ada
kilat yang memancar serta guruh yang menggelegar bukannya takjub dan
melihat dengan sukacita sebaliknya Israel malah ketakutan namun pada
waktu itu Musa juga melihatnya tapi Musa lah yang berada paling dekat
dengan puncak gunung!!! Tetapi Musa tidak takut, dia menikmati guruh
mengguntur, melihat kilat yang sabung-menyabung, dan mengalami awan
Hadirat TUHAN yang berbobot. Dan Musa mengingini lebih dari itu.
Sebenarnya takut yang TUHAN inginkan kita miliki bukannya takut akan
DIA tetapi lebih dari itu yaitu Hormat akan DIA. Hanya mempelai yang
siap yang mengerti Kasih Sejati pasangannya dikeadaan apapun.
Dari
awal hingga baris ini kita banyak belajar cinta TUHAN sebagai
Mempelai kita lewat perspektif Ibrani / Yahudi bangsaNYA sendiri.
Dibahasan selanjutnya kita akan melihat hubungan yang lebih intim
lagi serta lebih detail dari sebelumnya dimana TUHAN sang Mempelai
Laki-laki kita bersiap-siap untuk menjemput mempelai perempuanNYA dan
jelas kita akan belajar lagi dari perspektif kebudayaan Ibrani sbab
Firman TUHAN dalam perumpamaan-perumpamaan bahkan keseluruhan dari
kitab yang terkanonisasi maupun yang tidak masuk dalam kanonisasi
tidak akan bisa kita ketahui dan pahami jika kita memakai kebudayaan
atau perspektif diluar perspektif Ibrani serta dengan bimbingan ROH
KUDUS. Mari kita lihat bagaimana TUHAN menjemput kita dalam Rapture
dan bagaimana kita melihat serta menyikapinya sesuai perspektif
Ibrani serta tradisi pernikahan Yahudi.
Perjamuan
Kawin Anak Domba
Roh
dan pengantin perempuan itu berkata: "Marilah!" Dan
barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!"
Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang
mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Wahyu
22:17
Inilah
seruan yang diletakkan ROH TUHAN dalam hati mempelai perempuan
sebagai pengantin KRISTUS. Ini adalah seruan kerinduan kedatanganNYA.
Suatu kerinduan yang mendalam dari hati pengantin perempuan kepada
Kekasihnya. Ia rindu untuk tinggal bersama-sama dengan DIA. Ia ingin
bertemu dengan DIA, memelukNYA dan menciumNYA. Ia ingin mendengar
suaraNYA dan rindu untuk bersama-sama dengan DIA. Sebenarnya menunggu
itu menyakitkan karena hatinya sangat ingin tinggal bersama
KekasihNYA. Kehausan dalam dirinya sebagian telah dipuaskan dengan
meminum air kehidupan, tetapi hanya kedatangan Pengantin Laki-Laki
lah yang dapat benar-benar memuaskan kerinduan hatinya yang terdlam.
Ia tahu KRISTUS akan datang, tetapi tidak mengetahui waktu persisnya,
dan itulah yang membuat menunggu menjadi pekerjaan yang sangat berat.
Tradisi
Pernikahan Yahudi
Di
bahasan kali ini kita akan melihat hubungan antara Pernikahan Yahudi
dengan Kedatangan TUHAN YESUS dalam Rapture dengan detail, ya dimulai
dari bahasan ini.
Dalam
budaya Yahudi, perempuan tidak mengetahui kapan pengantin laki-laki
yang dikasihinya akan datang menjemputnya untuk menikah. Begitulah
praktiknya , yakni ketika pemuda menyukai seorang gadis,pertama-tama
dia akan ia akan berbicara dengan ayahnya mengenai hal itu.
Kemudian, ayah si pemuda akan mengunjungi ayah si gadis itu untuk
menyampaikan lamaran anaknya dan jika mereka mencapai kata sepakat,
mereka minum anggur bersama dari satu gelas untuk merayakan masa
depan anak-anak mereka. Ketika kembali ke rumah , ayah pemuda itu
membawa gelas tadi dan memberikannya kepada anaknya. Dengan demikian,
pemuda itu tahu bahwa ia telah mendapatkan berkat dari ayahnya dan
ayah gadis itu untuk menikahi gadis itu.
Sambil
membawa gelas itu, ia mengunjungi kekasihnya dan menyatakan cintanya
kepadanya, lalu mereka akan minum anggur dari gelas yang sama.
Kemudian pemuda itu akan berkata: “Aku rindu minum cawan ini
bersamamu karena kamu kekasih jiwaku. Cawan anggur ini melambangkan
hidupku yang akan kuberikan kepadamu. aku akan selalu ada untukmu dan
kamu dapat memercayai perkataanku. Maukah kamu menikah denganku?”
Jika perempuan itu menerima cawan itu dan meminumnya, hal itu berarti
dia mengatakan “ya” kepada kekasihnya. Dengan demikian, sang
pemuda akan berkata: “Sekarang aku akan pergi mempersiapkan
tempat untuk kita, dan kalau semuanya sudah siap, aku akan datang
menjemputmu, supaya kita dapat bersama-sama selamanya” atau
perkataan semacam itu. Kemudian perempuan itu pulang ke rumah ayahnya
dan pemuda itu juga pulang ke rumah ayahnya. Setelah itu sang pemuda
mulai menyusun rencana untuk membangun rumah yang akan menjadi tempat
tinggal mereka nanti. Jika rumahnya sudah selesai dibangun, ayah pria
itu akan memberi tahu bahwa sudah waktunya pria itu menjemput
pengantin perempuannya.
Dalam
tradisi itu juga, pertama-tama pengatin laki-laki harus memanggil
para sahabatnya yang akan diutus untuk mendahuluinya ke rumah
pengantin perempuan. Ketika para pemuda ini sampai di pintu gerbang
rumah pengantin perempuan, mereka mulai berseru: “Perhatian,
pengantin laki-laki sebentar lagi akan datang, bersiaplah, pengantin
laki-laki sebentar lag akan datang!” Dengan demikian, pengantin
perempuan harus mempersiapkan diri untuk hari kesatuan mereka. Namun,
perempuan itu tidak pernah mengetahui kapan kekasihnya akan
menjemputnya. Ia hanya dapat mempersiapkan pakaiannya dan kemudian
menunggu. Sangat berbeda dengan masyarakat modern karena hari
pernikahan mereka sepenuhnya berada di tangan pengantin laki-laki,
atau sesungguhnya di tangan ayah pengantin laki-laki. Jadi yang dapat
dilakukan oleh pengantin perempuan adalah selalu siap sedia.
Bagaimanapun, dia tak pernah tahu apakah pengantin laki-laki akan
datang pada pagi, siang, sore atau malam. Hal itu terserah pada
pengantin laki-laki. Namun, ketika pengantin perempuan itu mendengar
seruan: “Perhatian, pengantin laki-laki sebentar lagi akan
datang!” Ia tahu bahwa masa penatian yang panjang telah
berakhir. Hari besar perkawinannya sudah tiba dan sekarang ia akan
benar-benar menikah dengan kekasihnya. Jadi, perempuan itu dengan
cepat mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pengantin
laki-lakinya. Pada waktu pengantin laki-laki tiba, seluruh keluarga
siap menyambutnya dan bergabung bersamanya dalam persta perkawinan.
Pada puncak pesta perkawinan itu, gelas yang diceritakan di atas
dikeluarkan lagi. Kemudian, di depan semua tamu, pengantin laki-laki
dan pengantin perempuan minum sekali lagi dari gelas itu, lalu gelas
itu dihancurkan berkeping-keping sehingga tidak seorang pun akan
minum dari gelas itu lagi. Demikianlah perkawinan mereka dimeteraikan
selamanya.
Pernyataan
Cinta Mempelai Laki-laki
Lukas
22:15-19 TUHAN YESUS berkata: "Aku sangat rindu makan Paskah
ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita. Sebab Aku
berkata kepadamu: Aku tidak akan memakannya lagi sampai ia beroleh
kegenapannya dalam Kerajaan Allah." Kemudian Ia mengambil sebuah
cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan
bagikanlah di antara kamu. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari
sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai
Kerajaan Allah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap
syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka,
kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah
ini menjadi peringatan akan Aku."
Perkataan
TUHAN YESUS diatas berarti lebih dari sekadar acuan kepada
penderitaanNYA; Pengantin / Mempelai Laki-laki itu sedang menyatakan
kasihNYA yang tidak bersyarat kepada mempelai perempuan. DIA juga
katakan, ”Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak
demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ
untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ
dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada,
kamupun berada.” Ini sama seperti pengantin laki-laki Israel
yang juga mengatakan hal itu kepada penganti perempuan, TUHAN YESUS
jugajuga menjanjikan bahwa DIA akan pergi untuk menyiapkan tempat
bagi kita dan bahwa DIA akan datang lagi serta membawa kita ke sana
sehingga kita akan bersama-sama dengan DIA selamanya. Ketika DIA
mengatakan, “Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai
Kerajaan Allah telah datang." saya percaya yang
dimaksudkanNYA adalah meminum “cawan cinta” pada upacara
perkawinan di surga, perjamuan kawin Anak Domba.
YESUS
berbicara dalam Perumpamaan
Tiba-tiba
saja perumpamaan tentang sepuluh gadis dari Matius 25 memberikan
pengertian baru, kepada saya. Saya juga menyadari bahwa perumpamaan
ini dapat dimengerti oleh para muridNYA. Sesungguhnya, mereka
mempunyai pengertian yang jauh lebih baik tetang perumpamaan itu
daripada kita. Bagaimanapun mereka adalah orang Yahudi, dibesarkan di
masyarakat Yahudi, dan terbiasa dengan tradisi pernikahan mereka.
Mereka tahu persis apa yang sedang dibicarakan YESUS. Mungkin mereka
sendiri sudah menikah, atau mereka ikut berseru di depan pintu
gerbang pengantin perempuan sahabat mereka, mengabarkan bahwa sang
pengantin laki-laki akan datang. Mungkin saudara mereka baru saja
meni\kah. Hal yang pasti, mereka tidak sulit mengenali kisah ini
karena mereka mempunyai kenangan tentang upacara perkawinan. Jadi
mereka memahami kisah itu dari konteks budaya mereka sendiri.
Oleh
karena YESUS menjawab pertanyaan mereka tentang kedatanganNYA (Lihat
konteks dari Matius 24 dan 25), mereka memahami bahwa DIA sedang
membandingkan kedatanganNYA dengan perkawinan Yahudi. Oleh karena
banyak di antara kita kita tidak dibesarkan di lingkungan Yahudi,
kita tidak mengerti makna yang mendalam dari perumpamaan ini. Namun
kiranya penafsiran dari upacara perkawinan Yahudi ini mengilhami anda
seperti halnya dengan saya. Oleh karena itu didalamnya kita melihat
perumpamaan yang bagus sekali tentang YESUS dan mempelai
perempuanNYA. Penganti laki-lakinya adalah YESUS dan DIA berkata
kepada kita: “Kamu dapat mempercayaiKU, pengantin perempuanKU
yang terkasih! PerkataanKU dapat diandalkan dan AKU akan selalu ada
untukmu! Minumlah sesuka hatimu dari ‘cawan cinta’ kita sampai
AKU datang, dan ingatlah apa yang telah KUjanjikan karena AKU akan
datang kembali. Sekarang AKU akan pergi dan mempersiapkan tempat
untukmu. Jika sudah selesai AKU akan datang kembali dan membawamu
bersamaKU sehingga di mana AKU berada, di situ pun kamu berada.”
[
Cawan perjamuan kudus adalah “cawan cinta” yang mengingatkan kita
kepada Kekasih kita, yang akan datang untuk menjemput kita supaya
kita dapat tinggal bersama-sama dengan DIA selamanya ]
Harapan
Pengantin / Mempelai Perempuan
Lain
kali, pikirkanlah kisah ini jika anda akan melakukan perjamuan kudus.
Dengan mengingat tradisi perkawinan Yahudi, saya jauh lebih memahami
pentingnya perjamuan kudus. Perjamuan kudus bukan saja mengingatkan
penderitaan KRISTUS, melainkan juga ikatan perkawinanNYA dengan kita.
Sebenarnya, cawan perjamuan kudus adalah “minuman cinta”. Kita
meminumnya untuk mengingatkan diri kita tentang janji Kekasih kita
yang akan segera datang kembali untuk membawa kita ke tempat yang
sudah DIA sediakan untuk kita.
Bukankah
luar biasa bahwa Alkitab mengatakan, “Roh dan pengantin
perempuan itu berkat: Marilah!” Alkitab tidak mengatakan “Roh
dan Gereja!” Hal ini lebih dari sekedar orang –orang yang pergi
ke gereja. Ini berarti orang-orang yang mempunyai hati dan roh
seorang pengantin perempuan KRISTUS. Orang-orang yang mengasihi YESUS
dan merindukan DIA dengan segenap hati mereka. Dalam roh, saya juga
dapat mendengar seruan sahabat-sahabat Pengantin Laki-laki. Roh juga
menyerukan berita tentang kedatanganNYA. Seruan ini akan datang dari
seluruh dunia pada zaman sekarang. Bahkan hati kita sendiri
mengatakan: waktunya sudah tidak lama lagi! Jadi marilah kita
menyiapkan diri kita untuk masuk ke dalam perjamuan kawin TUHAN kita.
Inilah harapan pengantin perempuan yang sedang menantikan KEKASIHnya.
Saya ingin hidup dan bekerja di dalam pengharapan itu sampai DIA
datang. Ya, TUHAN YESUS, datanglah! Adalah suatu hak istimewa jika
kita memberitakan kabar baik ini kepada dunia. Hal ini membuktikan
bahwa perumpamaan tentang sepuluh gadis ini adalah tentang kedatangan
TUHAN. Namun perumpamaan itu lebih berfokus kepada hati pengantin
perempuan, bukan pada Sang Pengantin Laki-laki. Mari kita baca
kisahnya :
"Pada
waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil
pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya
bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa
pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang
bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli
mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!
Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.
Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana:
Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir
padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti
tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada
penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang
pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah
siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin,
lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu
dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena
itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan
saatnya." Matius 25:1-13
Bijaksana
atau Bodoh
Jika
mencermati perumpamaan ini, anda akan melihat bahwa perumpamaan ini
sebenarnya merupakan penjelasan tambahan untuk pengajaran YESUS dalam
Matius 24. Namun, penekanan utamaNYA adalah pada hakikat pengantin
perempuan itu. DIA membandingkannya dengan sepuluh gadis. Gadis-gadis
itu melambangkan Gereja YESUS KRISTUS. Namun, DIA menyebut lima di
antaranya bodoh dan lima lagi bijaksana. Perhatikan bahwa TUHAN YESUS
tidak sedang berbicara tentang baik atau buruk, tetapi tentang
bijaksana atau bodoh. Hal yang sama kita lihat dalam perumpamaan
tentang orang-orang yang membangun rumah di atas batu karang
(bijaksana) atau di atas pasir (bodoh). Saya memikirkan apa
sebenarnya perbedaan antara hadis yang bijaksana dengan gadis yang
bodoh. Mereka hampir serupa sehingga sulit membedakannya karena :
- Mereka sama-sama perawan.
- Mereka sama-sama sudah menyiapkan pelita.
- Mereka sama-sama pergi untuk menyambut penganti laki-laki.
- Mereka sama-sama tertidur.
- Mereka sama-sama terbangun.
- Mereka sama-sama berdiri lagi.
- Mereka sama-sama memperbaiki pelita mereka.
Rupanya
mereka sangat mirip. Namun, ada satu hal “kecil” yang tidak ada
pada gadis-gadis bodoh. Bagaimanapun, hal itu tidak kentara sampai
mereka akan menemui pengantin laki-laki. Barulah terbukti bahwa
mereka tidak membawa minyak ekstra. Kekurangan “kecil” ini
akhirnya menjerumuskan mereka karena hal itu membuat mereka tidak
dapat mengikuti perjamuan kawin. Baru pada tengah malam ketika
terdengar seruanlah mereka menyadari apa yang tidak ada pada mereka.
Jadi, mereka meminta supaya gadis-gadis bijaksana memberi mereka
minyak, tetapi mereka dinasihati supaya membeli minyak, dan mereka
segera melaksanakannya. Sementara itu, Pengantin Laki-laki datang dan
gadis-gadis yang bijaksana masuk bersama DIA ke ruang pesta dan pintu
ditutup. Ketika gadis-gadis yang bodoh telah membeli minyak dan
pelita mereka sudah menyala lagi, mereka menjadi sama seperti
gadis-gadis yang bijaksana, kecuali untuk satu hal: mereka terlambat!
[
Ketika pengangkatan terjadi, banyak orang tiba-tiba akan menyadari
bahwa TUHAN sudah menggenapi FirmanNYA ]
Sudah
Terlambat!
Betapa
menjengkelkannya jika penerbangan anda ditunda, tetapi akan lebih
menjengkelkan lagi jika anda ketinggalan pesawat. Demikianlah, saya
dapat mengerti perasaan para gadis ini yang berlari-lari di tengah
malam menuju perjamuan kawin ini, tetapi ketika mereka tiba, pintu
sudah ditutup. Mereka terlambat! Pintu sudah ditutup, sama seperti
pintu bahtera Nuh sudah ditutup oleh TUHAN. Seperti orang-orang pada
zaman Nuh mencoba menyelamatkan diri dari air yang semakin meninggi,
demikianlah orang-orang ini akan mencoba menyelamatkan diri dari
kegelapan yang kemudian akan menimpa seluruh dunia. Sementara berdiri
di pintu yang tertutup itu, mereka masih berteriak-teriak: “TUHAN,
TUHAN, bukakan kami pintu!” Namun, DIA menjawab: “Sesungguhnya
AKU tidak mengenal kamu!” Betapa mengerikannya jika kita
ketinggalan perjamuan kawin itu.
Ketika
pengantin perempauan KRISTUS telah diangkat, banyak orang percaya
yang suam-suam, yang sekarang tertinggal, tiba-tiba akan menyadari
bahwa TUHAN sudah menggenapi FirmanNYA. Seperti gadis-gadis yang
bodoh, mereka akan berseru, “TUHAN, TUHAN, bukakan pintu surga dan
terimalah aku!” “TUHAN, ampuni aku, sekarang aku percaya dan
bertobat dari dosaku! Aku memanggil namaMU TUHAN, tolong bukakan
pintu!” Namun, seruan putus asa mereka sia-sia. Mereka sudah
terlambat! YESUS akan menjawab dengan cara yang sama seperti DIA
menjawab gadis-gadis bodoh: “AKU berkata kepadamu, sesungguhnya
AKU tidak mengenal kamu.” DIA tidak berkata, “Kamu tidak
mengenal AKU!” Sebenarnya ada banyak orang yang mengenal TUHAN
YESUS dengan cara yang sama seperti saya mengenal presiden Amerika.
Masalahnya, Pak Presiden tidak mengenal saya. Begitu juga ada banyak
orang yang mengenal TUHAN YESUS, tetapi TUHAN YESUS tidak mengenal
mereka. Jika melihat teks aslinya, kita melihat kata “mengenal”
dalam teks ini diterjemahkan dari kata Yunani “eido” yang
artinya: persekutuan yang intim, persekutuan dan keintiman. Jika kita
menerjemahkan maknanya secara harfiah, TUHAN YESUS sebenarnya
mengatakan, “Kita tidak pernah mempunyai hubungan yang intim.
Kamu tidak pernah berusaha membuat dirimu dikenal olehKU. Sebenarnya
kita sama sekali tidak saling mengenal!” Itulah masalah
sebenarnya dari gadis-gadis yang bodoh. Jadi, pertanyaannya adalah
apakah TUHAN mengenal anda, apakah DIA mengenal hati anda.
Pelita
dan Buli-Buli
Mereka
memang membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak dalam buli-buli
mereka. Saya percaya pelita melambangkan kehidupan Kekristenan
kita di depan umum. Setiap orang dapat melihat ketika kita
pergi ke gereja, menyanyikan pujian, mengangkat tangan, berdoa dan
memberi persembahan. Buli-buli berbicara tentang perjalanan
pribadi anda dengan TUHAN. Buli-buli terbuat dari tanah
liat sehingga tidak tembus pandang seperti gelas; anda tidak dapat
melihat apakah di dalamnya ada isinya atau tidak. Isinya tidak dapat
dilihat. Hal ini melambangkan hubungan kita yang tersembunyi dengan
TUHAN. Kita harus mengetahui betapa pentingnya hubungan pribadi kita
dengan TUHAN YESUS pada saat terakhir ini. Kehidupan anda yang intim
dengan DIA sangat menentukan apakah anda akan bergabung dalam
pengangkatan atau akan tertinggal. Tidak seorangpun dapat melihat isi
buli-buli anda kecuali anda dan TUHAN. Bahkan hal itu dapat tetap
tersembunyi sampai saat terakhir. Namun, pada saat kedatangan YESUS
kembali, akan terungkap apakah anda berjalan bersama TUHAN atau
tidak. “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKU: TUHAN, TUHAN!
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak BAPAKU yang di sorga” (Mat 7:21). Jadi, hal ini adalah
tentang ketaatan dan keintiman. Hal itu akan menentukan perbedaan
antara ikut serta dalam pengangkatan dan tertinggal dalam masa
kesusahan.
AKU
tidak mengenal Kamu!
Perhatikan
apa yang dikatakan Mempelai Laki-laki kepada gadis-gadis yang bodoh:
“AKU tidak mengenal kamu!” Walaupun sudah cukup buruk, perkataan
itu masih jauh lebih baik daripada jika DIA mengatakan, “AKU
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKU, kamu sekalian
pembuat kejahatan!” (Mat 7:23). Syukurlah, DIA tidak mengatakan
hal itu kepada gadis-gadis yang bodoh. Walaupun bukan penghakiman
terakhir, itu adalah perkataan yang sangat serius. Jika kita
menganggap sepuluh gadis itu melambangkan gereja secara keseluruhan,
hal itu menunjukkan bahwa sebagian dari Gereja akan diangkat dan
sebagian lagi akan ditinggalkan. “Apakah orang-orang ini akan
terhilang?” tanya seseorang kepada saya. Tidak, tidak sampai
begitu, tetapi cukup buruk, mereka tidak mengikuti perjamuan kawin
Anak Domba karena akan tertinggal dan melalui masa kesusahan. Namun,
bukan itu rencana TUHAN untuk kita. DIA menginginkan yang terbaik
untuk kita. DIA ingin kita menyimpan FirmanNYA dalam hati kita dan
menarik pelajaran dari perumpamaan ini. DIA ingin kita mengembangkan
hubungan yang intim denganNYA sehingga kita siap bergabung dalam
perjamuan kawin itu. Bukankah itu yang diharapkan dan ditentukan
untuk mempelai perempuan KRISTUS? Oleh karena itu, YESUS menyimpulkan
perumpamaan dengan perkataan: “Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.”
Sekaranglah
Waktunya!
Kerinduan
saya adalah supaya buku “hal” ini mendorong anda untuk
menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi pekerjaan anda dengan
TUHAN, dan lebih daripada itu, supaya anda mengembangkan hubungan
yang intim denganNYA sehingga anda siap bertemu TUHAN di angkasa.
Jika anda membutuhkan minyak buli-buli anda, sekaranglah waktunya
untuk mencari TUHAN dan meminta kepadaNYA. Sekaranglah waktunya
membasuh pakaian anda sehingga anda berhak makan dari pohon kehidupan
dan boleh masuk melalui pintu gerbang ke kota TUHAN (Why 22:14-15).
Sekaranglah waktunya menyingkirkan kebodohan anda dan menjadi
bijaksana. Oleh karena ketinggalan pesawat saja sudah sangat
menjengkelkan, apalagi kehilangan hal terbaik yang sudah disiapkan
TUHAN YESUS untuk kita. Hal itu akan jauh lebih buruk.
Biarlah
kerinduan anda kepada Mempelai / Pengantin Laki-laki diperbarui dan
kasih anda yang mula-mula kepada YESUS berkobar lagi dalam hati anda.
Carilah wajahNYA dengan segenap hati dan kasihilah DIA tanpa syarat.
Buku saya, First Love (ISBN 9073982-15-4), dapat menjadi
inspirasi yang bagus untuk mengisi kembali buli-buli anda dengan
minyak dari HadiratNYA dan gairah yang berkobar kepada Kekasih anda.
Biarkan waktu keintiman anda dengan YESUS menjadi prioritas tertinggi
anda saat ini . Anda tidak akan pernah menyesal jika melakukannya.
Namun, jika tidak, pada akhirnya anda akan sangat menyesal. Komitmen
anda akan mendapat upah berlimpah-limpah karena nantinya anda akan
ikut serta dalam perjamuan kawin Anak Domba dan bersinar sebagai
Mempelai / Pengantin Perempuan KRISTUS, yang telah DIA peroleh dengan
darahNYA sendiri. Kesatuan kita dengan DIA akan menjadi penggenapan
kerinduan Sang Pengantin Laki-laki dan pengantin perempuan. Hari yang
besar itu sudah sangat dekat karena Raja yang adalah Kekasih kita
akan datang jauh lebih cepat daripada yang dipikirkan oleh kebanyakan
orang. Kemudian, DIA akan membawa mempelai / pengantin perempuanNYA
ke KerajaanNYA di surga, sementara di bumi akan ada masa kegelapan
besar bagi orang-orang yang ditinggalkan. Masa ini disebut “masa
kesusahan besar.”
------------------------------------------------------------------------------------------
Marilah
kita tetap terjaga dan berjaga-jaga, lakukan setiap panggilan TUHAN
dalam hidupmu namun jangan pernah lupakan persiapan untuk
kedatanganNYA. Karena berjaga-jaga dan bersiap-siap juga adalah salah
satu pekerjaan dan tugas kita. Jadi “Seek HIS Face First!” dalam
setiap keadaan, aktifitas kehidupan kita. Dibawah ini saya akan
menuliskan ayat yang sangat menggembirakan :
Sebab
pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari
sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat
bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.
Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. 1 Tes
4:16-17
Luar
biasa bukan saudaraku? Kita akan bertemu dengan TUHAN YESUS serta
orang-orang kudus sebelum kita, ini reuni Ilahi terbesar!!! Saya pun
sebenarnya terkaget-kaget ketika TUHAN bukakan bahwa kedua buku dari
dua hambaNYA ini saling berkaitan dan melengkapi bahkan lebih kaget
lagi ketika DIA memberikan dorongan dan beban untuk menuliskan /
mengetiknya menjadi satu artikel. Menurut saya ini bukan hanya
pengetahuan, artikel atau hal apapun namun ini lebih ke Peringatan
serta Undangan Cinta dari TUHAN kita YESUS KRISTUS yang sudah sejak
lama memendam kerinduan untuk bersama-sama dengan kita semua di dalam
KerajaanNYA yang kekal. Kita hidup di zaman yang sama seperti zaman
dimana Kakek Nuh hidup bahkan mungkin lebih buruk dari Zaman Kakek
Nuh. Dimana saat ini sedang terjadi pemisahan besar mau itu disadari
atau tidak inilah yang sedang terjadi. Seleksi besar-besaran sedang
terjadi, dan itu dimulai dari Gereja. Ingat Firman TUHAN berkata
Penampian dimulai dari Rumah TUHAN. Jangan jadikan hal ini sebagai
jerat buat kita tapi jadikan sukacita karena memang ini kabar
sukacita dan tidak ada yang lebih menggembirakan daripada kabar
sukacita ini!! Generasi ini adalah generasi yang terakhir, bahkan
generasi yang hidup di “ujung” akhir zaman, percaya atau tidak
kita hidup di zaman ini. Mari belajar dan memutuskan untuk hidup
setia dan berkomitmen dengan TUHAN secara pribadi dan intim.
Karena
itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu
datang. Mat 24:42
Berjaga-jagalah
senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput
dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia. Luk 21:36
Berbahagialah
hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya
itu datang. Mat 24:46
Karena
engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun
akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas
seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi. Why 3:10
TUHAN YESUS
Memberkati..
Salam Kasih,
Joseph Raphael
Primantoro Hendro Saputro
Keterangan :
- Dari Bab Perjanjian-Datanglah Sang Mempelai diambil dari buku “The Love Language of GOD” oleh hambaNYA James W Sheets. Terbitan Penerbit ANDI Yogyakarta.
- Dari Bab Perjamuan Kawin Anak Domba-Sekaranglah Waktunya! Diambil dari buku “The Coming of THE KING of Kings” oleh hambaNYA . Terbitan Penerbit ANDI Yogyakarta.
Biodata James W Sheets :
James W Sheets adalah
pemimpin Passion for JESUS Ministries. Selama lebih dari 33 tahun, ia
telah melayani Mempelai Wanita KRISTUS, memperlengkapi mereka untuk
memasuki masa depan mereka sebagai para pendeta, pendoa syafaat, dan
penyembah yang segenap hati. Ia juga melayani dalam tim kepemimpinan
The Atlanta South Metro House of Prayer. Ia dan istrinya, Kaye,
tinggal di Stockbridge, Georgia.
Biodata Jaap Dieleman
:
Jaap Dieleman mempunyai
kerinduan besar menjangkau orang-orang di Dunia Ketiga. Ia telah
melakukan perjalanan misi ke Afrika, Asia, Eropa Barat dan Timur, dan
Karibia. Sampai saat ini ia telah melayani di lebih dari 40 Negara.